Sabtu, 10 Mei 2014

Pengertian dan Definisi Motivasi Menurut Ahli

Beberapa Pengertian dan Definisi Motivasi:

  • Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Mr. Donald : 1950). 
  • Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. (Drs. Moh. Uzer Usman : 2000) 
  • Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas (Davies, Ivor K : 1986) 
  • Motivasi adalah usaha – usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi sehingga anak itu mau melakukan sesuatu (Prof. Drs. Nasution : 1995) 
  • Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. 
  • Samsudin (2005) memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan. 
  • Mangkunegara (2005,61) menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”. 
  • Sujono Trimo memberikan pengertian motivasi adalah suatu kekuatan penggerak dalam prilaku individu dalam prilaku individu baik yang akam menentukan arah maupun daya ahan (perintence) tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung pula ungsur-ungsur emosional insane yang berasangkutan Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. (Mitchell, T. R. Research in Organizational Behavior. Greenwich, CT: JAI Press, 1997, hal. 60-62.) 
Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. (Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Hal.222-232) Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya enggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi dipandang dari segi proses, berarti motivasi dapat dirangsang oleh factor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri siswa yang melalui proses rangsangan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi daipandang dari segi tujuan, berarti motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk mencapainya. 
 
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. 
 
Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat. ü Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain : 
  1. Faktor Ekstern · Lingkungan kerja · Pemimpin dan kepemimpinannya · Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas · Dorongan atau bimbingan atasan 
  2. Faktor Intern · Pembawaan individu · Tingkat pendidikan · Pengalaman masa lampau · Keinginan atau harapan masa depan. Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud meliputi : 
  • individu dengan segala unsur-unsurnya : kemampuan dan ketrampilan, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman traumatis, latar belakang kehidupan sosial budaya, tingkat kedewasaan, dsb. 
  • Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan: persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam keja itu sendiri, persepsi bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan timbulnya perasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh pekerjaan. 
  • Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu terhadap pelaksanaan pekerjaannya. 
  • Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari sesama rekan, kehidupan kelompok maupun tuntutan atau keinginan kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di luar pekerjaan. 
  • Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu. 
  • Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu. 
  • Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan Beberapa faktor yang dapat mempngaruhi motivasi kelompok (teamwork) dalam bekerja dapat dikategorikan sebagai berikut: 
  1. Tujuan Visi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu team dalam bekerja. Namun hal tersebut belum cukup jika visi., misi dan tujuan yang ditetapkan tidak sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para anggota.. 
  2. Tantangan Manusia dikarunia mekanisme pertahanan diri yang di sebut “fight atau flight syndrome”. Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, secara naluri manusia akan melakukan suatu tindakan untuk menghadapi tantangan tersebut (fight) atau menghindar (flight). Dalam banyak kasus tantangan yang ada merupakan suatu rangsangan untuk mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan tersebut justru merupakan motivator. Namun demikian tidak semua pekerjaan selalu menghadirkan tantangan. Sebuah team tidak selamanya akan menghadapi suatu tantangan. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang dalam interval. Salah satu criteria yang dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu tugas memiliki tantangan adalah tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Jika terlalu sulit, mungkin dapat dianggap sebagai hal yang mustahil dilaksanakan, maka team bisa saja menyerah sebelum mulai mengerjakannya. Sebaliknya, jika terlalu mudah maka team juga akan malas untuk mengerjakannya karena dianggap tidak akan menimbulkan kebanggaan bagi yang melakukannya. 
  3. Keakraban Team yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota team. 
  4. Tanggung jawab Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggungjawab. Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan. Team yang diberi tanggungjawab dan otoritas yang proporsional cenderung akan memiliki motivasi kerja yag tinggi. 
  5. Kesempatan untuk maju Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri, mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju kehidupan yang lebih baik. Jika dalam sebuah team setiap anggota merasa bahwa team tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk melakukan hal-hal tersebut di atas maka akan tercipta motivasi dan komitment yang tinggi. Hal ini penting mengingat bahwa perkembangan pribadi memberikan nilai tambah bagi individu dalam meningkatkan harga diri. 
  6. Kepemimpinan Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan penting dalam mendapatkan komitment dari anggota team. Leader berperan dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan harmonis. Seorang leader yang baik juga dapat memahami 6 faktor yang dapat menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan diatas 
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi. Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya. Lima (5) kebutuhan dasar Maslow – disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial : 
  1. Kebutuhan Fisiologis Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya. 2
  2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya. 
  3. Kebutuhan Sosial Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain. 
  4. Kebutuhan Penghargaan Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya. 
  5. Kebutuhan Aktualisasi Diri Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya. ü Penghambat Motivasi Sobat, ada beberapa hal yang menjadi penghambat motivasi yang harus kita hindari. Antara lain sebagai berikut : Perasaan kurang Percaya Diri.Perasaan ini akan menyebabkan orang tidak yakin dengan kemampuan dirinya, terutama dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Akibatnya, dia akan kehilangan kemampuan untuk memotivasi diri-sendiri. Perasaan Cemas.Hindari dengan banyak melakukan hal yang positif. Ingatlah sobat, pikiran negatif biasanya mudah merasuki orang yang kurang beraktivitas dan banyak melamun. Berpikir Negatif.Pikiran negatif datangnya dari syetan. Syetan tidak pernah membisikkan kecuali dengan kebohongan dan tipuan. Oleh karena itu jangan pernah larut dengan pikiran negatif. Segera kembali menyibukkan diri dengan pikiran positif dan kegiatan yang produktif. Kalau tidak, hal ini akan menghambat kita dalam memotivasi diri. Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu maka anggaplah ia musuh(mu)." (TQS Fathir:6) Merasa tidak mempunyai masa depan.Perasaan ini akan membuat kita tidak bersemangat dan putus asa. Yakinlah dalam situasi sesulit apa pun orang akan dapat bertahan kalau dia masih memiliki secercah harapan akan sesuatu yang lebih baik di masa depan. Senantiasalah berharap kepada Allah Swt yang tidak akan pernah mengecewakan. Allah berfirman, "Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Jawablah, bahwasanya Aku sangat dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a. Apabila ia memohon kepada-Ku, hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-ku dan beriman kepada-ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (TQS al-Baqarah : 186). Merasa diri tidak penting. Perasaan ini akan membuat kita minder dan tidak mau bergaul dengan orang lain. Akibatnya, kita akan semakin terkucil. Hal ini jelas akan menghambat motivasi kita. Merasa tidak tahu dengan apa yang sedang terjadi.Jangan sampai ketinggalan informasi, terutama tentang kejadian yang sedang hangat dibicarakan di lingkungan kita. ü Contoh Motivasi : Setiap penyanyi Indonesian idol memiliki karakter masing-masing. Ihsan idol memiliki suara parau basahnya. Si kriting idol yang roker memiliki karakter suara yang melengking. Aa gym, memiliki suara yang lembut saat bernyanyi. Jefri albukhari memiliki suara serak yang becek dan tinggi saat menyanyi. Dan banyak sederatan penyanyi yang suaranya itu mencerminkan apa dan siapa dirinya. 
 
SUMBER: 
http://muhammadirfanredha.blogspot.com/2013/02/Contohmotivasiseharihari.html http://akhmadyusuf.blogspot.com/2009/02/penghambat-motivasi.html 3. http://prasetyaferilian.blogspot.com/2011/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html 4. http://expresisastra.blogspot.com/2013/12/pengertian-dan-definisi-motivasi.html

KEGIATAN PENULISAN PUBLIC RELATIONS

A.Penulisan Press Release Press Release (PRL) adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Public Relations (Humas) suatu organisasi/perusahaan yang disampaikan kepada pengelola pers/redaksi media massa (tv, radio, surat kabar, majalah) untuk dipublikasikan dalam media massa tersebut. Press Release atau News Release (pemberitahuan pers) merupakan kegiatan penulisan yang paling banyak dilakukan oleh praktisi PR untuk publikasi melalui media massa cetak (surat kabar dan majalah) dan media massa elektronik (tv dan radio). 
 
Penulisan PRL layak muat apabila cara menulisnya seperti halnya wartawan menulis berita langsung (straight news) dengan gaya piramida terbalik (inverted pyramid). Bentuk piramida terbalik sebagai berikut: JUDUL LEAD Sangat (5W + 1H) TUBUH Rincian Lead Kurang Latar Belakang dan Informasi Lanjutan Mengapa menggunakan piramida terbalik dalam penulisan Press Release? Ada tiga alasan untuk menjelaskannya, yaitu: 
  • Pembaca dikategorikan sebagai orang sibuk dan mempunyai waktu yang singkat untuk mendapatkan berita-berita yang faktual.
  • Redaksi media massa harus memotong Press Release tersebut tanpa mengurangi isi pokoknya. 
  • Redaksi tidak mempunyai cukup waktu untuk membaca keseluruhan Press Release. Bivins mengemukakan format stndar PRL (Press Release) berdasarkan konvensi para praktisi PR yang tergabung dalam suatu asosiasi sebagai berikut: 
1. Tipe penulisan PRL harus jelas, ditulis di kertas surat tanpa hiasan di pinggir kertasnya. 
2. Margin adalah satu untuk satu dan setengah inci untuk semua bagian. 
3. Alamat pengirim diletakkan di sudut kiri atas halaman pertama. Ditandai dengan blok termasuk alamat lengkap, nama kontak person (orang yang bisa dihubungi) biasanya orang yang menulis PRL, dan nomor telepon, nomor telepon hotline yang bisa dihubungi kapan saja (termasuk malam hari). Perlu diingat bahwa redaksi ingin membuat PRL anda dan meminta informasi lebih lanjut. Bila sudah dihubungi, PRL itu akan masuk keranjang sampah. 
4. Tanggal release tertera di margin kanan, sedikit lebih ke bawah dibandingkan margin bawah alamat yang diblok. Bagian ini memberikan kepastian informasi bagi redaksi dan waktu yang tepat untuk permuatannya. 
5. Penulisan judul ditulis dalam satu spasi dan digaris bawahi. 
6. Tubuh atau uraian PRL ditulis dalam dua spasi. 
7. Jika lebih dari satu halaman, PRL dibawah halaman dalam more (lagi-lagi) diletakkan dalam kurung atau tanda garis pisah. 
8. Halaman-halaman berikutnya ditandai dengan slug-line (kode) diikuti beberapa garis pemisah. Nomor halaman pada kiri atas. 
9. Akhir dari suatu tulisan PRL ditandai dengan beberapa cara misalnya membubuhkan kata “end” (tamat) atau angka “30“ atau simbol #### (Bivins, 1991:45-46).The seven point formula dalam pembuatan PRL, yaitu: · Subject : apa yang diungkapkan (ide pokok) dalam news release? · Organization : apa nama organisasi/perusahaan pengirim news release? · Location : di mana kegiatan yang diberitakan itu berlangsung? · Advantages : apakah ada sesuatu yang baru yang diungkapkan, apakah keuntungan/manfaat yang diperoleh darinya? · Application : apa kegunaannya? Siapa penggunanya? · Details : apa yang menjadi spesifikasi atau detail dari informasi tersebut. · Source : sumber pengirim news release yakni alamat yang dapat dihubungi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai contoh barang, daftar harga, alamat “show room” dan sebagainya.
B. Penulisan Feature/Tuturan/Karangan Khas Publisitas tentang suatu informasi, kadang kali tidak cukup hanya disampaikan dalam bentuk Press Release, sehingga perlu disajikan lebih lengkap dan rinci dari hanya sekadar Press Release. Publisitas tersebut bisa dibuat dalam bentuk feature/tuturan/karangan khas. Sama dengan Press Release, isinya lebih kuat berupa penyampaian informasi yang perlu diketahui masyarakat dan bukan promosi.

Karangan khas/tuturan biasanya dibuat lebih dari satu, dengan isi berkaitan satu sama lain. Maksudnya agar redaksi bisa memilih mana yang cocok dan pas untuk penerbitnya. Slamet Soesono, dalam bukunya Teknik Penulisan Ilmiah Populer, menyebutkan struktur penulisan feature berbeda sekali dengan tulisan news (berita/Press Release) yang disusun seperti piramida terbalik yang hanya terdiri atas lead, tubuh dan penutup. Feature disusun seperti kerucut terbalik yang terdiri atas lead, jembatan di antara lead dan tubuh, tubuh tulisan dan penutup. Berikut bentuk feature: LEAD JEMBATAN TUBUH PENUTUP
  1. Lead feature berisi hal yang penting untuk mengarahkan perhatian pembaca pada suatu hal yang akan dijadikan sudut pandang dimulainya tulisan. 
  2. Jembatan bertugas sebagai perantara antara lead dan tubuh, yang dengan lead masih terkait, tetapi ke tubuh tulisan sudah mulai masuk. Ia semata-mata melukiskan identitas dan situasi dari hal yang akan dituturkan nanti. 
  3. Tubuh feature berisi situasi dan proses, disertai penjelasan mendalam tentang mengapa dan bagaimana.
  4. Penutup feature berupa alinea berisi pesan yang mengesankan. Pada garis besarnya ada tiga jenis penyajian tulisan ilmiah populer yang berbeda-beda kedalaman materinya, yaitu: 
  • Penyajian deskriptif, yang hanya memberikan suatu pengetahuan sebagai kumpulan fakta sebagaimana adanya. 
  • Penyajian deskriptif, tetapi disertai penjelasan tentang jalannya proses pembentukan, riwayat penemuan atau sejarah terjadinya hal, penjelasan mengapa sampai begitu dan bagaimana duduk perkaranya. 
  • Penyajian deskriptif, yang disertai proses terjadinya, berikut alasan mengapa bisa terjadi dan bagaimana duduk perkaranya, ditambah dengan masalah yang berkaitan dengannya, berikut bagaimana jalan keluar atau pemecahan masalah itu. 
C. Penulisan Artikel Kini, setelah profesi tulis-menulis berkembang, mulailah dibedakan antara tulisan berisi fakta, peristiwa dan proses (yang disebut feature), tulisan berisi pendapat (yang disebut kolom opini) dan tulisan berisi sikap atau pendirian subyektif mengenai masalah yang sedang dibahas (yang disebut artikel). 
 
Tulisan opini tidak mempunyai struktur tertentu. Ia tidak mempunyai lead dan jembatan. Langsung saja berisi tubuh, diikuti langsung oleh pendapat penulis mengenai masalah itu. Karena itu, tulisan opini biasanya pendek. Kira-kira hanya sepanjang satu atau dua kolom dalam surat kabar (satu halaman dalam majalah), tulisan seperti itu disebut column. Penulisnya columnist. Artikel adalah sebuah tulisan yang isinya fakta berikut masalah (yang tidak hanya satu tetapi beberapa sekaligus yang saling berkait) diikuti pendirian subjektif yang disertai argumentasi berdasarkan teori keilmuwan dan bukti berupa data statistik yang mendukung pendirian itu. Seperti halnya kemampuan menulis feature, penulisan artikel dan opini pun sebaliknya dimiliki oleh mereka yang berprofesi Humas. 
 
D. Penulisan Advertorial (Pariwara) Menurut Hutabarat, pada dasarnya pariwara tidak banyak berbeda dengan feature. Beda nyatanya, pariwara lebih banyak bobot promosinya ketimbang informasi umumnya. Pariwara bisa digunakan untuk membangun citra. Kata pariwara merupakan padanan kata advertorial dari bahasa Inggris. Sedangkan kata Advertorial itu sendiri merupakan gabungan dari advertising dan editorial. Jadi advertorial merupakan gabungan antara iklan dan tajuk. Iklan jelas mempromosikan sesuatu, sedangkan tajuk membentuk opini. Jadi bisa dibayangkan bila keduanya digabungkan akan memberikan daya dukung yang kuat dalam membentuk opini publik, terutama membentuk citra yang baik atas subyek tulisan tersebut di mata publik (Hutabarat,1993:141). 
 
Berdasarkan pengamatan penulisan advertorial di berbagai surat kabar dan majalah, pesan-pesan yang disampaikan kepada publik menjadi cerita dan tulisan yang menarik, serta dilengkapi dengan data-data, bagan, foto, statistik, ilustrasi lainnya serta komentar pemakai produk tersebut, misalnya advertorial itu tentang kemujaraban suatu produk obat. Pemasangan pariwara ini tidak hanya pada perusahaan saja, bahkan beberapa negara asing melalui kedutaannya di sini memasang advertorial pada surat kabar terbitan daerah atau nasional. 
 
E. Penulisan Surat atau Komentar Pembaca Dalam upaya memelihara citra positif suatu perusahaan di mata publiknya, bagian Humas/Publik Relations suatu perusahaan akan selalu memantau umpan balik publik yang kemungkinan besar akan ditulis media massa cetak dalam bentuk surat pembaca atau komentar pembaca di surat kabar atau majalah. Bilamana ada suatu surat pembaca yang mengeluh tentang produk yang dijual, bagian Humas segera mengumpulkan data dan konfirmasi ke bagian produk misalnya, setelah itu melaporkan ke pihak manajemen (kalu perlu top manajemen) untuk segera menjawab masalah ini. Dalam menanggapai surat pembaca atau komentar pembaca itu, pelajarilah dengan seksama apa makna atau isi pokok yang terkandung dalam surat pembaca itu. Setelah itu kumpulkan data dan konfirmasi kepada bagian fungsi manajemen yang terkait dengan masalah itu agar jawaban yang dibuat lebih komprehensif dan bisa menetralisir opini publik yang cenderung negatif. 
 
F. Penulisan Naskah Pidato/Sambutan Sistematika naskah pidato, pada dasarnya terdiri dari: 
  • Pendahuluan (berisi penjelasan singkat dan latar belakang tentang tujuan substansi yang dipidatokan supaya terbentuk hubungan berpikir dengan khalayak pendengar). 
  • Inti materi pidato (uraian yang berisi argumentasi yang mengacu kepada topik pidato yang telah dipilihnya dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan). 
  • Kesimpulan (berisi saripati dari keseluruhan materi yang dipidatokan). 
Secara singkat, prinsip-prinsip komposisi ialah: kesatuan, pertautan dan titik berat. Kesatuan berarti satunya isi, tujuan dan sifat. Tetapi kesatuan tanpa susunan gagasan yang teratur akan menimbulkan kebingungan. Karena itu diperlukan syarat kedua: pertautan. Setelah itu beberapa gagasan harus ditonjolkan, yang lain dikebelakangkan, sebagian ditekankan dan sebagian lagi diuraikan sambil lalu. Inilah yang kita sebut titik berat (Rakhmat,2000:30-31). 
 
Raymond S.Ross menganjurkan sistem penyusunan pesan pidato sebagai berikut: 
  • Perhatian, timbulkan perhatian sehingga khalayak memiliki perasaan yang sama tentang masalah yang dihadapi. 
  • Kebutuhan, bangkitkan minat dan terangkan perlunya masalah tersebut dengan menghubungkannya pada kebutuhan pribadi dan daya tarik motif. 
  • Rencana, jelaskan pemecahan masalah tersebut dengan melihat pengalaman masa lalu, pengetahuan dan kepribadian khalayak. 
  • Keberatan, kemukakan keberatan-keberatan, kontra-kontra argumentasi atau pemecahan lainnya. 
  • Penegasan kembali, bila arah tindakan yang diusulkan telah terbukti paling baik, tegaskan kembali pesan tersebut dengan ikhtisar, tinjauan singkat, kata-kata pengingat dan visualisasi. 
  • Tindakan, tujukan secara jelas tindakan yang harus mereka lakukan (dalam Rakhmat,2000:37-38). 
G. Penulisan Annual Report (Laporan Tahunan) Annual report (laporan tahunan) adalah sangat penting, sangat luas cakupan bacaannya dan sebagai publikasi yang sangat mahal yang dibuat oleh bagian Humas/Publik Relations. Penekanan kepentingannya tidak bisa terlalu tajam karena laporan tahunan ini juga dibuat untuk berbagai fungsi dan diperuntukkan bagi banyak publik yang berbeda. Robert S.Cole, dalam bukunya Public Relations, menyebutkan terdapat berbagai faktor dalam pembuatan laporan tahunan yang meliputi anggaran, alokasi sumber daya manusia dan kendala yang akan dihadapi, mengingat: 
  • Publikasi laporan tahunan menceritakan kepada banyak publik akan gambaran keseluruhan tentang perusahaan yang telah lalu, yang sekarang dan yang akan datang. 
  • Sangat sulit laporan tahunan untuk memenuhi kebutuhan banyak publik yang berlainan akan informasi perusahaan. Karakteristik sejumlah pembaca adalah ahli hukum, akunting, orang yang bergerak di sektor industri. 
  • Pengelola perusahaan menyadari bahwa memproduksi laporan sangat tidak mendatangkan profit. v Tekanan batasan waktu selesainya laporan bisa menjadi sangat ketat, beberapa pekerjaan sudah dimulai saru tahun sebelumnya. 
  • Menjaga berbagai kepentingan dalam pembuatan laporan tahunan. Setiap perusahaan mempunyai format dan gaya tersendiri dalam membuat buku laporan tahunannya. Semua itu sisesuaikan dengan corporate indentity. 
Tapi yang jelas dari tahun ke tahun pasti ada perubahan yang tidak pokok. Buku tahunan selain memberikan informasi terakhir perusahaan kepada publik, juga merupakan materi PR dan bahkan rujukan oleh siapa saja yang mau menulis tentang perusahaan. Terutama kalangan wartawan, amat membutuhkan data yang terdapat dalam buku laporan tahunan ini (Hutabarat, 1993:147-148). 
 
H. Prospektus (Selebaran) Prospectus (selebaran) dirancang dan dibuat oleh Public Relations. Adapun bentuk-bentuk selebaran itu sendiri sebagai berikut: 
  • Leaflet: asal kata dari huruf leaf (daun), yaitu selebaran satu lembar tidak dilipat. 
  • Folder: selebaran yang terdiri dari sejumlah halaman dilipat, dapat dimasukkan ke dalam amplop atau mudah dibawa dalam saku. 
  • Brochures dan Booklets: selebaran berbentuk buku kecil, dijepit, atau dijahit. 
  • Broadsheet:jenis lain folder tidak dilipat, ukurannya mirip halaman surat kabar. Poster dibuat dengan gaya ini. 
  • Catalogues: brosur yang menggambarkan dan mengilustrasikan produk yang ditawarkan dan tertera harga produk tersebut. 
  • Time Tables: seperti brosur pada umumnya, ukuran seperti airline time tables (daftar jadwal penerbangan) atau lebih kecil dari folder seperti jasa pelayanan bis dan kereta api. Kini selebaran jasa kereta api dan penerbangan sudah beralih dalam bentuk buku. 
  • Picture Poscard: kartu pos bergambar ini merupakan salah satu publisitas yang banyak diminati pelanggan, seperti di hotel, pesawat dan kapal laut. Banyak juga orang yang mengoleksi kartu pos bergambar ini. 
  • Hotel Stationery: blangko surat dan amplop yang ditempatkan di ruang hotel. Tidak hanya dipakai sebagai bentuk pelayanan tetapi digunakan sebagai sarana iklan. 
  • Stuffer: sejumlah leatflet yang dimasukkan dalam bentuk kemasan. Biasanya berisi instruksi atau bagaimana menggunakan suatu produk dan bias juga digunakan sebagai iklan produk jenis lainnya. 
  • Diaries: agenda diterbitkan setahun sekali. § Telephone number reminder: catatan nomor telepon berupa kartu gatung atau buku pencatat pesan seukuran saku. 
  • Swing Tags: kartu berisikan macam-macam produk dan memberikan petunjuk bagaimana cara menggunakan produk itu dan cara memeliharanya. 
  • Guarante Cards: kartu guarantee pembelian suatu produk. 
  • Price List and Order From: daftar harga dan formulir pemesanan produk, tetapi dirancang agar memudahkan memperoleh informasi akurat tentang produk dan lengkap seperti jumlah barang dan pembayarannya (Jefkins.1991:102-104)

MOTIVASI

A. Rencana Pencapaian Tujuan ( latihan pengembangan motivasi )

  1. Tujuan yang ingin saya capai adalah lulus dari progam Diploma Komunikasi Terapan Minat Hubungan Masyarakat dengan tepat waktu. 
  2. Arti penting dari rencana untuk mencapai tujuan tersebut adalah untuk menyelesaikan study tepat waktu, lalu dapat transfer progam S1 Ilmu Komunikasi. 
  3. Seberapa besar kemungkinan saya untuk sukses berkisar 90%. 
  4. Alasan yang mendasari besarnya sukses karena dalam menempuh study progam Diploma Komunikasi Terapan Minat Hubungan Masyarakat di UNS pengambilan sks sudah dalam bentuk paket, sehingga mahasiswa dapat terbantu dan tidak dipusingkan oleh pemilihan banyaknya sks yang akan diambil.
  5. Yang mendorong motivasi menjadi semakin kuat karena keinginan saya untuk transfer progam S1 Ilmu Komunikasi setelah lulus dari progam Diploma Komunikasi Terapan Minat Hubungan Masyarakat. 
  6. Kendala-kendala yang menghambat pencapaian tujuan tersebut, antara lain: Dari Diri Sendiri, Dari Luar Diri Sendiri, Adanya kemalasan dalam belajar, Adanya ajakan dari teman-teman untuk bersenang-senang, Adanya rasa puas akan apa yang telah dicapai, Adanya alat komunikasi handphone yang mengalihkan perhatian dari belajar, Menunda-nunda waktu dalam mengerjakan tugas dan Adanya google yang paling diandalkan dalam pengerjaan tugas. 
  7. Hal-hal yang dilakukan untuk mengurangi kendala, antara lain: Kendala Yang akan saya lakukan · Adanya kemalasan dalam belajar, Membuang rasa malas jauh-jauh, Adanya rasa puas akan apa yang telah dicapai, Tidak cepat berpuas diri dengan apa yang telah didapat, Menunda-nunda waktu dalam mengerjakan tugas, Berusaha untuk tidak menunda-nunda waktu dalam mengerjakan tugas, Adanya ajakan dari teman-teman untuk bersenang-senang, Berusaha untuk membatasi acara bersenang-senang, Adanya alat komunikasi handphone yang mengalihkan perhatian dari belajar, Berusaha untuk tidak selalu bergantung pada handphone, Adanya google yang paling diandalkan dalam pengerjaan tugas, Berusaha untuk tidak hanya menggunakan google sebagai bahan referensi tugas. 
B. Memotivasi Orang Lain Saya tidak dapat berkata banyak, karena saya sendiri merasa diri saya belum yang paling baik dan benar. Saya masih merasa banyak kekurangan, sehingga yang dapat saya katakan hanya semangatlah dalam menjalani hidup ini. Jangan mudah menyerah dalam menjalaninya, raih cita-citamu setinggi langit. 

Teknik Pengumpulan Data Menggunakan Quesioner

Karakteristik Responden
1. Nama: ...................................................................................................
2. Umur: ............ tahun
3. Jenis Kelamin: Laki-laki / Perempuan ( coret yang tidak perlu )
4. Alamat: ......................................................................................................................................
5. Apakah pekerjaan utama anda saat ini?
    Sebagai :
    a. Pelajar / Mahasiswa
    b. Karyawan Perusahaan
    c. Pegawai Negeri
    d. Ibu Rumah Tangga
    e. Wiraswasta
    f. Lain-lain : ...........................................

Daftar Pertanyaan
1. Apakah anda setuju apabila disekitar tempat tinggal anda akan didirikan supermarket?
     a. Sangat Setuju
     b. Setuju
     c. Tidak Setuju
     d. Sangat Tidak Setuju
     e. Tidak Tahu

2. Apakah anda setuju jika keberadaan supermarket disekitar tempat tinggal anda berpengaruh pada pasar tradisional?
    a. Sangat Setuju
    b. Setuju
    c. Tidak Setuju
    d. Sangat Tidak Setuju
    e. Tidak Tahu

3. Apakah anda setuju apabila keberadaan supermarket akan bermanfaat bagi masyarakat sekitar?
    a. Sangat Setuju
    b. Setuju
    c. Tidak Setuju
    d. Sangat Tidak Setuju
    e. Tidak Tahu

4. Tempat mana yang anda pilih untuk berbelanja?
    a. Supermarket
    b. Pasar Tradisional

5. Berdasarkan jawaban anda di atas, faktor apa yang membuat anda memilih tempat tersebut?
    a. Harga
    b. Kualitas
    c. Kenyamanan Tempat
    d. Kelengkapan Produk
    e. Pelayanan

Macam-macam Paragraf dan Contohnya

1. Paragraf Deduktif Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada pada awal paragraf. Contohnya : KOTA – Jarang ada pasar tradisional yang menyediakan layanan kesehatan seperti pasar Songgolangit Ponorogo. Dinamakan pos kesehatan pasar alias poskespas karena ditujukan melayani pedagang dan pembeli. Tingkat kunjungan pasien mencapai 20 orang perhari kendati letak poskespas itu terpencil di dekat area parkir. “Letakya nyelempit, kalau orang baru pasti bingung mencari ”, ungkap karmini, salah seorang pedagang yang menjadi pasien setia poskespas Pasar Songgolangit, kemarin (16/8). 

2. Paragraf Induktif Paragraf Induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada pada akhir paragraf. Contohnya : Banyak pedagang kaki lima yang entah bagaimana awalnya, seperti mengelompokkan diri hanya dengan menjual jenis barang tertentu di sebuah trotoar tertentu. Selanjutnya, tampillah trotoar tersebut sebagai etalase khusus. Bahkan, banyak barang khas trotoar terkenal di Jakarta yang tidak bisa dijumpai di toko-toko resmi. Dari suasana tersebut ternyata banyak trotoar yang akhirnya menjadi terkenal karena penampilanya yang khas. 

3. Paragraf Narasi Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang didalamya terdapat alur cerita, setting, tokoh dan konflik tetapi tidak memiliki kalimat utama. Contohnya: Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening, tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali, seakan diruang perpustakaan hanya ada dia. 

4. Paragraf Deskripsi Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Paragraf deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan. Contohnya : Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina. 

5. Paragraf Argumentasi Paragraf argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumetasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis. Contohnya : Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anak-anak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana. 

 6. Paragraf Persuasi Paragraf persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Contohnya : Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan. 

7. Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi ide, pendapat, buah pikiran, informasi, atau pengetahuan yang ditulis dengan tujuan untuk memperluas wawasan pembaca. Contohnya : Ciplukan adalah tumbuhan semak yang biasa tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan saat musim penghujan. Tumbuhan ini biasanya mempunyai tinggi antara 30-50 Cm, batangnya berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. Selain mempunyai rasa yang manis, ternyata buah ciplukan menyimpan beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan beberapa penyakit.

Spiritualisasi Pancasila dalam Fenomena Global

Pada rezim orde baru, hari kelahiran pancasila diperingati setiap tanggal 18 Agustus. Namun sebelum dan setalah bergulirnya rezim orde baru, hari kelahiran pancasila jatuh bersamaan dengan hari anak internasional yakni pada tanggal 1 Juni. Menurut Ketua Departemen Nilai Kepahlawanan IKPNI Bambang Sulistomo kelahiran Pancasila secara historis memang terjadi pada 1 Juni 1945. Mengenai pemerintahan Orde Baru yang memperingati kelahiran Pancasila pada 18 Agustus, ia mengatakan tidak memungkiri hal tersebut. “Tapi, kelahiran Pancasila 18 Agustus, disebutkan dalam UUD 1945, itu adalah segi yuridis formalnya,” kata dia (Kompas, 31 Mei 2010). 

Bukan suatu masalah yang penting sebenarnya mengenai kapan hari kelahiran pancasila itu harus diperingati, yang lebih menarik adalah masih adakah spirit pancasila dalam realitas sosial di era global seperti saat ini? sudahkah kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah dewasa ini merepresentasi nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila? Tentu hal tersebut merupakan renungan bagi kita semua sebagai bangsa Indonesia. Pancasila dalam cerminan realitas sosial Ingatan saya masih lekat tentang bagaimana lapindo menenggelamkan impian sosial. Mengubur cita-cita warga Sidoarjo dan ratusan kepala lainnya. Tapi para pejabat si pemegang kebijakan bersepakat mengatakan bahwa itu murni bencana alam. Sungguh sakit mendengarnya. Nyata-nyata kelalaian manusia yang memicu banjir lumpur itu adalah akibat tangan-tangan pemegang kekuasaan yang tak lagi memperhitungkan dampak lingkungan demi ambisi kekuasaan. hal ini tentu bertolak belakang dengan muatan nialai-nilai pancasila yang mengharuskan untuk mengedepankan kepentingan bersama dari pada pribadi. 

Bahkan baru-baru ini diberitakan tentang eksploitasi atau perbudakan buruh yang bekerja di pabrik kuali di Kampung Bayur Opak, RT 03 Rw 06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan, Tangerang, Banten. Menurut Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Laode Ida “Hal itu juga menjadi bukti bahwa penghinaan, dan atau penjajahan terhadap warga bangsa sendiri masih terus berlangsung hingga kini. Ini merupakan bagian dari pelanggaran serius terhadap Hak Asasi Manusai dan nilai-nilai Pancasila,” (Kompas,06/05/2013). 

Ternyata masih banyak masalah-masalah dan ketimpangan di masyarakat, termasuk kebobrokan penguasa dan kemunafikan manusia yang telah menyalahi nilai-nilai pancasila. Menghadirkan Kembali Spirit Pancasila Saya merasa ada sesuatu yang hilang dalam bangsa ini yakni nilai spiritualitas pancasila dalam tiap individu masyarakat. Dalam konteks fenomena global seperti saat ini, pancasila hanya dianggap sebagai hapalan dan tidak lagi diamalkan dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Menurut Sultan Hamengku Buwono X , Pancasila tidak akan bisa membumi jika tetap hanya dijadikan mitos tanpa memiliki model praktis dalam memecahkan masalah hidup masyarakat. 

Oleh karena itu, Pancasila perlu dikembangkan sebagai metodologi hidup atau ideologi praktis. “Sekarang ini tidak ada lagi lembaga yang menangani aplikasi Pancasila. Bahkan, di dalam pendidikan pun Pancasila bukan lagi menjadi pelajaran wajib. Jika Pancasila tidak lagi menjadi perhatian pemerintah maupun masyarakat, ya berarti secara sengaja atau tidak sengaja telah meminggirkan Pancasila sebagai ideologi negara,” tutur Sultan. (Kompas,01/06/2012). 

Persoalan pancasila sebagai filosofi, ideologi, jiwa, dan pandangan hidup dianggap sudah selesai. Dan perlu kita ingat bahwa proses kelahirannya itu tidak sesingkat umur penerapannya. Sumber sebuah kata, diksi, kalimat yang tersusun sistematis dalam pancasila tidaklah lahir begitu saja, justru merupakan akibat dari perjuangan panjang dan proses berpikir secara kontemplatif oleh para founding fathers. Maka dari itu kita sebagai bangsa indonesia sudah seharusnya mengapresiasi pancasila. bukan hanya dengan meperingati hari kelahirannya saja, namun lebih ke arah pengamalan nilai-nilai luhur bangsa indonesia yang dikandung di dalamnya. 

Daftar Pustaka 
1. Ittihad, Zainul.2011.Jakarta:Universitas Terbuka 
2. Udin S.2009.Jakarta:Univeritas Terbuka 
3. http://cahayaihsantaqwa.blogspot.com/2010/01/nilai-nilai-spiritual-pancasila.html 
4. http://lampost.co/berita/nilai-spiritual-pancasila-harus-diterapkan-dalam-perilaku 
5. http://sosbud.kompasiana.com/2013/06/06/spiritualisasi-pancasila-dalam-fenomena-global-566471.html

FRANCHISING (WARALABA)

A. Sejarah Franchising (Waralaba) Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola. Namun, menurut sumber lain, yang mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS General Industry Motor ditahun 1898. Contoh lain di AS ialah sebuah sistem telegraf yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union serta persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan dealer. Waralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap saji. Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat sajinya. Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara asalnya,AS , menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh J.Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemilik waralaba (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA. B. Defenisi Waralaba (Franchising) Waralaba atau Franchising (dari bahasa Prancis untuk kejujuran atau kebebasan) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa. Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia ialah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. Dalam sistem franchise ini paling sedikit ada dua pihak yang terlibat, yaitu: Franchisor, yaitu pihak yang menjual atau meminjamkan hak dagangnya, atau merk dagangnya serta sebuah sistem bisnis untuk menjalankan bisnis tersebut. Franchisee, yaitu pihak yang membayar royalti dan biaya lainnnya yang dipersyaratkan oleh franchisor untuk dapat menggunakan merk dagangnya serta sistem bisnis yang dirancang oleh franchisor. Secara teknis, kontrak kerja antara franchisor dan franchisee inilah yang disebut franchise, tetapi kini lebih sering dianalogikan sebagai cara dari franchisee dalam menjalankan bisnisnya. Dalam metode bisnis franchise, franchisor mempersiapkan rencana lengkap tentang bagaimana cara mengatur dan menjalankan bisnis bagi franchisee. ü Franchise fee Merupakan biaya yang dibayarkan oleh penerima waralaba (franchisee) kepada pemberi waralaba (franchisor) untuk membiayai pos pengeluaran/belanja iklan dari franchisor yang disebarluaskan secara nasional/international. Besarnya Franchise fee biasanya 3% dari penjualan. Tidak semua franchisor mengenakan Franchise fee kepada franchiseenya. Alasan dari adanya Franchise fee adalah kenyataan bahwa tujuan dari jaringan waralaba adalah membentuk satu skala ekonomi yang demikian besar sehingga biaya-biaya per outletnya menjadi sedemikian effisiennya untuk bersaing dengan usaha sejenis. Mengingat Franchise fee merupakan pos pengeluaran yang dirasakan manfaatnya oleh semua jaringan, maka setiap anggota jaringan (franchisee) diminta untuk memberikan kontribusi dalam bentuk Franchise fee. ü Royalty fee (Biaya royalti) Adalah satu set jumlah uang yang pemilik waralaba bisnis harus membayar untuk menjadi bagian dari sistem waralaba. Biasanya, biaya dihitung sebagai persentase dari penjualan kotor atau bersih dan dibayar mingguan, bulanan atau kuartalan. Menutupi biaya hak penggunaan merek waralaba dan uang biasanya digunakan untuk membantu pemilik waralaba (atau perusahaan induk waralaba) offset dukungan administrasi dan fungsi. C. Keuntungan Franchising (Waralaba) Menawarkan keuntungan (profit) besar. Calon pebisnis waralaba diberikan pelatihan berusaha. Karyawan, bahan baku, alat- alat standart yang dibutuhkan dalam bisnis waralaba disediakan secara gratis oleh freencisor. Usaha yang di jalankan cepat berkembang. Karena dengan semakin banyak perusahaan yang menggunakan franchise berarti usaha yang dijalankan akan cepat dikenal masyarakat, masyarakat juga dengan mudah memperoleh produk yang di inginkan dengan standart kualitas dan penyajian yang sama. Biaya promosi murah. D. Contoh Franchising (Waralaba) Pernah dengar Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo? atau Anda malah sudah pernah mencicipi menunya? Rumah makan ini terkenal dengan ayam bakarnya. Setiap jam makan tiba, rumah makan ini dipenuhi pengunjung. Jumlah gerai rumah makan ini pun tidak kalah dengan waralaba makanan cepat saji asing. Hingga kini ada 27 gerai Ayam Bakar Wong Solo yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan dengan pencapaian hebat bagi usaha yang dirintis dengan modal hanya Rp 700 ribu. Puspo Wardoyo, 47, merintis waralaba Ayam Bakar Wong Solo hingga menjadi sebesar sekarang ini dari titik paling bawah. Ia pernah menjajakan ayam bakar di kaki lima. Sejak kecil Puspo sudah terbiasa berurusan dengan ayam. Orangtuanya penjaja ayam. Pagi hari, Puspo kecil membantu menyembelih ayam untuk dijual di pasar. Siang sampai malam, pria penggemar warna merah ini membantu orangtuanya menjajakan menu siap saji seperti ayam goreng, ayam bakar, garang asem ayam, dan menu ayam lainnya di warung milik orangtuanya di dekat kampus UNS Solo. Pekerjaan ini dilakoninya sampai tamat kuliah. Lulus kuliah, Puspo meninggalkan bisnis unggas ini. Ia menjadi guru di daerah Muntilan. Awalnya ia merasa bangga dengan profesi ini. "Gajinya tetap. Saya bisa membeli apa-apa yang saya inginkan waktu itu. Plus, dihormati oleh murid-murid merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya," papar Puspo yang ditemui Bintang di salah satu gerainya di daerah Kalimalang, Jakarta. Namun lama-kelamaan hatinya merasa tidak sreg. Alasannya, ia merasa kurang berbakat menjadi guru. Puspo juga merasakan profesi guru tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya. Ia lantas berhenti dan kembali lagi ke kota asalnya. Ia kemudian membuka warung makan. Tentu saja dengan ayam sebagai menu andalannya. Berprofesi sebagai penjaja makanan, pria beristri 4 -- bukan salah ketik, istri Puspo memang 4 orang, sering mendatangkan cibiran orang sekelilingnya. Tapi ia cuek dan terus menekuni usahanya. Suatu waktu, temannya yang berjualan bakso di Medan pulang ke Solo, sang sahabat menyarankan agar ia pindah berjualan ke Medan. Prospek bisnis rumah makan di kota itu sangat baik, kata sang teman. Ia tertarik dengan ajakan kawannya itu. Untuk mendapatkan modal, ia kembali menjadi guru, kali ini SMU di daerah Bagan Siapi-api, Riau. Warung makan miliknya ia tinggalkan. Puspo mempercayakan pengelolaan warungnya pada seorang kerabat. Selama 2 tahun mengajar, 1989-1991, terkumpul uang sekitar Rp 2.400.000. Dengan uang itu ia membeli motor dan sewa rumah kontrakan. Sisanya sekitar Rp 700.000 dipergunakan untuk modal jualan ayam bakar. Kenapa mesti ayam bakar lagi? "Tiga hari sebelum meninggal ayah berpesan agar saya berjualan ayam bakar. 'Insya Allah sukses'," kata pria berkacamata ini menirukan ucapan mendiang ayahnya. Puspo lantas membuka warung kaki lima di daerah Polonia, Medan. Sukses tidak datang begitu saja. "Kadang-kadang sehari cuma laku beberapa potong," ingatnya. Melihat pertanda tidak bagus, sang istri Rini Purwanti, yang kala itu bekerja sebagai dosen Politeknik USU, memintanya berhenti berjualan ayam bakar. "Mertua saya bahkan menyuruh saya bertobat berdagang dan menjadi guru kembali," tegasnya lagi. Tapi dengan kesabaran dan ketaqwaan Puspo, maju terus. Usahanya tidak sia-sia. Pelan tapi pasti usahanya berkembang. Pegawainya pun bertambah. Suatu saat pegawainya tertimpa masalah. Ia terlibat utang dengan rentenir. Puspo membantunya dengan cara meminjamkan uang. Sebagai ucapan terimakasih, sang pegawai membawa wartawan sebuah harian lokal Medan. Si wartawan yang merupakan sahabat suami pegawai yang ditolong Puspo kemudian menuliskan profilnya. Judul artikel itu Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo. Artikel itu membawa rezeki bagi Puspo. Esok hari setelah artikel dimuat, banyak orang berbondong-bondong mendatangi warungnya. "Seratus potong ayam ludes per hari. Keesokan harinya meningkat menjadi 200 potong ayam per hari. Omset saya waktu itu mencapai 350 ribu per hari," sebut pria berbadan besar ini. Hari ke hari usahanya makin sukses. Ia pun kemudian mendirikan tempat yang lebih representatif dan mulai melebarkan sayapnya ke berbagai daerah. Kemampuan meracik dan meramu masakan didapatnya sewaktu bekerja membantu ayahnya berdagang. "Saya memiliki naluri memasak sejak kecil dan tumbuh di lingkungan yang memiliki usaha rumah makan. Bermodalkan naluri itu saya merancang sendiri menu-menunya dan bukan belajar dari buku, juru masak, atau orang lain," papar bapak 10 anak ini. Bahasa kerennya, ia belajar masak secara otodidak. Kemampuannya ini terus diasahnya sampai sekarang. Hasilnya di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo sekarang telah ada 50 menu. Sebagian besar modifikasi dari masakan-masakan yang telah ia ciptakan sebelumnya. Sekarang ini menu yang dihidangkan bukan sekadar ayam. Ada ikan, sayur mayur, dan jus. Ada catatan khusus untuk jenis yang disebut terakhir ini. Nama yang diberikan Puspo untuk hasil karyanya ini unik. Ada jus Poligami dan Jus Dimadu. "Jus poligami berisi gabungan buah-buahan berserat yang dicampur menjadi satu. Sedangkan Jus Dimadu kombinasi buah Markisa dengan buah Torung -- buah khas Medan. Rasanya, semanis madu," sebut Puspo yang pernah dua kali menyabet penghargaan Enterprise 50 versi Accenture dari majalah Swa dan HIPMI ini. Ia punya alasan sendiri untuk menggunakan nama ini. "Saya sedang mengampanyekan poligami itu tidak seburuk anggapan orang," cetus penerima penghargaan Waralaba Unggulan Tahun 2003 dari Presiden Megawati ini. Bagi Puspo bekerja tidak hanya sekadar mencari nafkah saja. Lebih dari itu, bekerja sarana beribadah dan beramal. Tidak heran jika nuansa Islami sangat mengental di rumah makan yang dikelolanya. Semua karyawatinya mengenakan jilbab. "Sebelum masuk dan sebelum pulang, karyawan mendapatkan kultum -- kuliah tujuh menit, mengenai Islam. Tujuannya agar akhlak mereka menjadi terus baik," terangnya. Puspo kini tengah mencoba menambah gerainya. Ia berniat masuk ke mal-mal dan supermarket. Tidak puas Puspo berniat mengglobalkan Ayam Bakar Wong Solo. "Kami sedang mengusahakan mendirikan gerai di Malaysia, Brunei, bahkan di Belanda," katanya. Tapi namanya masih tetap Wong Solo kan, bukan Wong Londo? SUMBER 1. http://yaniarathar.blogspot.com/2012/12/pengertian-waralaba-dan-contohnya.html 2. http://rahayusimanungkalit.blogspot.com/2010/11/bisnis-waralaba-franchising-di.html 3. http://rahmaanurull.wordpress.com/2013/04/19/pengertian-franchising-franchisor-franchisee-franchise-fee-dan-royalty-fee-biaya-royalti/