Rabu, 22 Juni 2016

MEDIA MONITORING dan ANALISIS ISI


 
A    Media Monitoring

1.      Definisi Media Monitoring
Media monitoring adalah sebuah layanan pemantauan media menyediakan klien dengan dokumentasi, analisis, atau salinan dari konten media yang menarik kepada klien. Layanan cenderung mengkhususkan diri dengan jenis media, ukuran, geografi, publikasi, wartawan, edisi atau jenis konten. Meskipun pemantauan media lebih sering daripada tidak digunakan untuk menangkap isi editorial, kadang-kadang juga dapat digunakan untuk menangkap konten iklan. Media pemantauan mencakup semua jenis media termasuk cetak, TV online, dan radio.

2.      Tujuan Media Monitoring
Tujuan aktivitas media monitoring adalah untuk menemukenali (to dettect) dan mengantisipasi/mencegah (to detter). Monitoring dilakukan secara terus menerus dan merekam/mencatatnya secara terstruktur.  Motif sebuah kegiatan monitoring didasari oleh keinginan untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa atau kejadian baik menyangkut siapa, mengapa bisa terjadi, sumberdaya publik yang berkaitan, kebijakan dan dampak apa yang terjadi atau harus diantisipasi serta hal-hal lain yang berkaitan.
Pada akhirnya, cara dan motif itu harus dibuktikan dengan catatan tertulis tentang apa yang dimonitor, kapan sesuatu yang dimonitor itu terjadi (dilihat, atau disaksikan, atau dikumpulkan bukti-buktinya, atau ditemukan faktanya) dan  bagaimana kejadiannya atau deskripsinya (kronologi dan/atau sebab-musababnya), serta siapa saja yang terlibat atau diduga terlibat. Sekurangnya hasil pemantauan terdiri atas catatan-catatan yang diverifikasi tentang 5W+1H.

3.      Prosedur Media Monitoring
Berikut merupakan prosedur dalam melakukan media monitoring:
1.      Monitoring Media Massa Tools
Membuat alat-alat yang akan digunakan untuk informasi yang ada di media massa disamping mempersiapkan alat juga tidak kala pentingnya mempersiapkan Sumber Daya Manusia. Perangkat ini akan menjadi penting untuk memonitoring media massa, jadi harus hati-hati.
2.      Keyword Targeting
Melaksanakan spesifik kata kunci yang memungkinkan Anda untuk memantau merek Anda, target penting dalam organisasi Anda, dan mengawasi pada kompetisi lawan bisnis Anda. Ini juga merupakan hal yang paling penting dalam media momitoring di mana Anda harus melakukan optimasi terus-menerus untuk memperbaiki kata kunci data set.
3.      Noise Elimination
Hilangkan spam situs yang mengotori feed Anda dan menghapus off topic bangunan dari daftar kata kunci negatif. Blacklist situs tertentu yang anda tidak ingin muncul di feed Anda.


4.      Refined Mentions
Anda harus memperbaiki penyebutan feed – menonton percakapan yang ada di media massa. Ini juga merupakan entry point dari monitoring media massa di mana sebagian besar pemantauan berlangsung setiap hari. Membaca, menganalisa dan bertindak.
5.      Analysis
Terapkan sentimen analisa secara manual jika anda tidak melakukannya secara otomatis – Anda perlu mengukur keseluruhan stabilnya merek jika ada berita di media massa terjadi. Grup anda menyebut bersama-sama dalam cara yang holistik, memfasilitasi transfer data portabel di dalam organisasi Anda.
6.      Take Action
Mengambil tindakan bila diperlukan – pastikan orang-orang yang benar di dalam organisasi Anda yang bertindak dan menarik sosial web Anda di mana percakapan yang sedang terjadi. Jika Anda tidak menerapkan analisis manual, maka bagian ini akan sulit. Soalnya dalam proses monitoring media massa kadangkala mengalami error, ini memerlukan perbaikan, analisis, dan bertindak yang sesuai.


B.     Analisis Isi

1.      Definisi Analisis Isi
Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi.
Banyak variasi para ahli dalam memberi pengertian terhadap analisis isi (content analysis), secara umum diartikan sebagai metode yang meliputi semua analisis mengenai isi teks, tetapi di sisi lain analisis isi juga digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan analisis yang khusus. Tetapi dibawah ini terdapat beberapa pengertian analisis isi yang dideskripsikan oleh beberapa pakar, yaitu;
1.    Holsti, metode analisis isi adalah suatu teknik untuk mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara objektif, sistematis, dan generalis.
2.    Wimmer & Dominick (Syukur Kholil: 51), mengartikan analisis isi sebagai suatu posedur yang sistematis yang dirancang untuk menguji isi imformasi yang direkam.
3.    Berelson & Kerlinger, analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, ojektif, kuantitatif terhadap pesan yang tampak.
4.    Budd, analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk  mengobservasi dan menganalisis isi perilaku yang terbuka dari komunikator.

2.      Tujuan Analisis Isi
Berikut tujuan analisis isi menurut Bailey (1987) adalah untuk :
a.       Menjelaskan kecenderungan isi komunikasi
b.      Menjelaskan karakteristik yang diketahui dari sumber sumber kepada pesan pesan yang dihasilkan
c.       Memeriksa atau mengaudit idi komunikasi terhadap standar yang berlaku
d.      Menganalisis teknik persuasi
e.       Menganalisis gaya suatu tulisan
f.       Menghubungkan atribut (Sifat dan perlengkapan) yang diketahui dari audiens kepada pesan pesan yang dihasilkan bagi mereka
g.      Menjelaskan pola pola komunikasi

3.      Prosedur Analisis Isi
Seperti halnya metode lain, suatu metode akan lebih terarah apabila dilakukan dengan menggunakan prosedur yang telah tersusun dan terformat dengan rapi, begitu juga dengan analisis isi. Analisis isi akan lebih baik, apabila megikuti langkah-langkah tertentu seperti yang pernah dilakukan oleh para peneliti. Dalam buku (Kholil, 2006), mendeskripsikan langkah-langkah analisis isi sebagai berikut:

1.      Menentukan objek penelitian.
Penentuan objek kajian atau penelitian oleh periset harus sesuai dengan analisis isi, sesuai dengan minat, kemampuan dan keahlian peneliti. Misalnya, objek kajian adalah tayangan sinetron keagamaan di televisi, tayangan mistik atau adegan kekerasan di televisi, berita politik pada surat kabar, pornografi di internet, dan sebagainya.


2.      Menentukan bahan-bahan yang hendak dikaji.
Setelah objek penelitiannya dapat ditentukan, selanjutnya menentukan bahan-bahan yang hendak dikaji dan dapat memberikan data yang diperlukan. Kalau objek yang diteliti tentang muatan adegan-adegan keras pada film-film lokal dan import ditelevisi, maka bahan utamanya yaitu televisi yang dapat mengakses tayangan film-film lokal dan import tersebut. kemudian buku-buku rujukan yang relevan untuk dapat dijadikan sebagai sumber data pendukung atau sekunder. Misalnya; objek yang dipilih tentang berita politik pada surat kabar, maka bahan kajiannya adalah surat kabar yang dijadikan sebagai sampel penelitian.
3.      Menentukan kategori-kategori yang akan diteliti.
Apabila bahan kajian sudah ditentukan, maka selanjutnya adalah menentukan kategori-kategori atau indikator-indikator yang akan diteliti. Misalnya; apabila objek yang dipilih adalah berita politik pada surat kabar harian Medan, dan bahan-bahan yang dikaji adalah surat kabar harian Waspada, Analisa, Sinar Indonesia Baru (SIB) dan Mimbar Umum, maka kategori-kategori yang dianalisis misalnya boleh dibuat sebagai berikut:
a.    Nama surat kabar.
b.    Sumber berita politik.
c.    Halaman pemuatan berita politik.
d.    Panjang atau luas kolom berita politik.
e.    Orientasi berita politik.
f.      Pelaku utama dalam berita.
g.    Skor penonjolan berita politik.
h.    Dan sebagainya yang dipandang perlu.
4.      Menentukan unit analisis.
Unit analisis dapat berupa orang, berita, perilaku dan sebagainya. Kalau dirujuk kepada contoh diatas, yaitu berita politik pada surat kabar sebagai objek dan bahan kajian, maka yang menjadi unit analisisnya adalah keseluruhan berita politik yang didapati pada surat kabar yang dijadikan sebagai sampel penelitian.
5.      Memilih sampel penelitian.
Banyak pengertian tentang sampel, tetapi secara umum dapat dijelaskan bahwa sampel merupakan bagian dari suatu populasi. Dalam pengambilan sampel penelitian analisis isi, perlu ditentukan terlebih dahulu jangka waktu pengambilannya. Misalnya, selama tiga bulan, empat bulan, enam bulan atau lebih sesuai dengan minat dan kemampuan peneliti. Kemudian baru menentukan berapa surat kabar harian yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Misalnya, ada sekitar 10 surat kabar harian nasional yang terbit di Medan, mungkin hanya diambil lima surat kabar saja sebagai sampel penelitian.
6.        Membuat kerangka koding.
Kerangka koding adalah berupa daftar kategori-kategori yang diteliti beserta batasan dan pengertian operasional setiap kategori. Dengan adanya kerangka koding, maka semua petugas yang melakukan koding mempunyai panduan yang sama, dan pada gilirannya diharapkan pemahaman mereka juga dalam melakukan koding adalah sama.
Misalnya, salah satu kategori yang digunakan dalam kajian analisis isi ialah ‘orientasi berita politik’ dengan alternatif jawaban (1) berorientasi positif, (2) berorientasi negatif, (3) berorientasi netral. Dalam kerangka koding perlu dibuat pengertian operasional ‘orientasi berita politik’ tersebut, dan juga pengertian operasional setiap alternatif jawaban. Apa makna berita politik yang berorientasi negatif, perlu ditegaskan. Sehingga tidak terjadi perbedaan pemahaman di kalangan pengkoding ketika melakukan koding data.
Dengan demikian, kerangka koding ini merupakan panduan bagi para pengkoding dalam melakukan koding data. Karena itu semua kategori yang digunakan dalam kajian analisis, perlu dibuat pengertian operasionalnya dalam kerangka koding.
7.        Membuat borang koding analisis isi.
Fungsi atau kedudukan borang koding analisis isi dalam kajian analisis isi (content isi) sama dengan fungsi kuesioner dalam kajian survey, yaitu merupakan alat pengumpul data yang sangat menentukan kepada validitas dan reabilitas data yang akan diperoleh. Kategori-kategori yang digunakan dalam borang koding analisis data ini harus mampu menjawab keseluruhan pertanyaan penelitian atau rumusan masalah.
Pembuatan borang koding harus berpadukan kepada kerangka koding yang telah disusun sebelumnya, dan kerangka koding itu harus mengikut kepada kategori-kategori yang telah ditentukan sendiri.
8.        Uji coba instrument.
Bertujuan untuk memastikan bahwa alat pengumpul data tersebut sudah mempunyai keandalan dan ke-sah-an yang tinggi untuk mengukur apa yang ingin diukur dalam suatu penelitian.
9.      Melatih petugas koding.
Pada umumnya yang melakukan tugas koding data ini adalah pembantu peneliti atau staf peneliti. Walaupun peneliti sudah mempersiapkan boring koding data yang telah teruji keandalan dan kesahannya, peneliti masih perlu untuk memberikan pengarahan dan penjelasan-penjelasan kepada para petugas koding data tentang tujuan penelitian, kategori-kategori yang akan dikoding serta petunjuk pengkodingannya. Kemudian mereka juga perlu diberi latihan cara mengkoding data yang benar. Dengan demikian, petugas koding dapat melaksanakan tugas koding data lebih baik dan benar.
10.    Mengkoding data.
Dalam mengkoding data harus teliti dan hati-hati. Pesan-pesan komunikasi yang dikaji harus benar-benar dipahami baru kemudian ditentukan alternatif jawabannya sesuai dengan borang koding data. Apabila satu kali baca belum dapat dipahami, maka boleh dibaca berulan-ulang kembali sampai akhirnya benar-benar dipahami. Karena dalam analisis isi, tidak selamanya hanya mencari kata-kata, tetapi kadang-kadang perlu memahami makna kalimat atau paragraf demi untuk menetapkan alternatif jawaban.
11.   Menganalisis data.
Menganalisis data merupakan salah satu metode yang diterapkan dalam analisis isi yang bertujuan untuk mengetahui keakuratan dan kesesuaian data yang diperoleh seorang periset. Dalam hal ini, data lebih mudah dianalisis dengan menggunakan bantuan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) atau paket statistik untuk ilmu-ilmu sosial, atau analisis lainnya yang sesuai. Apabila unit analisis dan datanya tidak terlalu banyak, dapat juga dilakukan pengolahan data secara manual. Teknik analisis data ini dapat dilakukan secara deskriptif saja, tabulasi silang (cros tabulation), korelasional dan sebagainya sesuai dengan tuntutan penelitian.
12.  Membuat laporan penelitian.
Setelah semua data telah dianalisis, langkah berikutnya adalah menulis laporan penelitian untuk keperluan publikasi. Karena bagaimanapun bagusnya penelitian tanpa dipublikasikan kepada masyarakat, maka tidak akan bermakna.



C.     Media Monitoring dan Analisis Isi dalam Riset PR
1.      Peran Media Monitoring dan Analisis Isi dalam Riset PR, antara lain:
a.       Untuk berbagi informasi tentang radio gelombang pendek.
b.       Untuk berbagi informasi tentang berbagai hal.
c.        Untuk berbagi informasi tentang bisnis atau membuat jaringan bisnis.
d.      Membagun pemahaan mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dan media massa.
e.       Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati dan menghargai kejujuran serta kepercayaan.
f.       Penyampaian/perolehan informasi yang akurat, jujur, dan mampu memberikan pecerahan bagi publik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar