A
Media
Monitoring
1.
Definisi
Media Monitoring
Media
monitoring adalah sebuah layanan pemantauan media
menyediakan klien dengan dokumentasi, analisis, atau salinan dari konten media
yang menarik kepada klien. Layanan cenderung mengkhususkan diri dengan jenis
media, ukuran, geografi, publikasi, wartawan, edisi atau jenis konten. Meskipun
pemantauan media lebih sering daripada tidak digunakan untuk menangkap isi
editorial, kadang-kadang juga dapat digunakan untuk menangkap konten iklan.
Media pemantauan mencakup semua jenis media termasuk cetak, TV online, dan
radio.
2.
Tujuan
Media Monitoring
Tujuan aktivitas media monitoring adalah untuk menemukenali (to
dettect) dan mengantisipasi/mencegah (to detter). Monitoring
dilakukan secara terus menerus dan merekam/mencatatnya secara
terstruktur. Motif sebuah kegiatan monitoring didasari oleh keinginan
untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa atau kejadian baik
menyangkut siapa, mengapa bisa terjadi, sumberdaya publik yang berkaitan,
kebijakan dan dampak apa yang terjadi atau harus diantisipasi serta hal-hal
lain yang berkaitan.
Pada akhirnya, cara dan motif itu
harus dibuktikan dengan catatan tertulis tentang apa yang dimonitor, kapan
sesuatu yang dimonitor itu terjadi (dilihat, atau disaksikan, atau dikumpulkan
bukti-buktinya, atau ditemukan faktanya) dan bagaimana kejadiannya atau
deskripsinya (kronologi dan/atau sebab-musababnya), serta siapa saja yang
terlibat atau diduga terlibat. Sekurangnya hasil pemantauan terdiri atas
catatan-catatan yang diverifikasi tentang 5W+1H.
3.
Prosedur
Media Monitoring
Berikut merupakan
prosedur dalam melakukan media monitoring:
1. Monitoring
Media Massa Tools
Membuat alat-alat yang akan digunakan
untuk informasi yang ada di media massa disamping mempersiapkan alat juga tidak
kala pentingnya mempersiapkan Sumber Daya Manusia. Perangkat ini akan menjadi
penting untuk memonitoring media massa, jadi harus hati-hati.
2. Keyword
Targeting
Melaksanakan spesifik kata kunci yang
memungkinkan Anda untuk memantau merek Anda, target penting dalam organisasi
Anda, dan mengawasi pada kompetisi lawan bisnis Anda. Ini juga merupakan hal
yang paling penting dalam media momitoring di mana Anda harus melakukan
optimasi terus-menerus untuk memperbaiki kata kunci data set.
3. Noise
Elimination
Hilangkan spam situs yang mengotori feed Anda dan menghapus off topic bangunan dari daftar kata kunci negatif. Blacklist situs tertentu yang anda tidak ingin muncul di feed Anda.
Hilangkan spam situs yang mengotori feed Anda dan menghapus off topic bangunan dari daftar kata kunci negatif. Blacklist situs tertentu yang anda tidak ingin muncul di feed Anda.
4. Refined
Mentions
Anda harus memperbaiki penyebutan feed –
menonton percakapan yang ada di media massa. Ini juga merupakan entry point
dari monitoring media massa di mana sebagian besar pemantauan berlangsung
setiap hari. Membaca, menganalisa dan bertindak.
5. Analysis
Terapkan
sentimen analisa secara manual jika anda tidak melakukannya secara otomatis –
Anda perlu mengukur keseluruhan stabilnya merek jika ada berita di media massa
terjadi. Grup anda menyebut bersama-sama dalam cara yang holistik,
memfasilitasi transfer data portabel di dalam organisasi Anda.
6. Take
Action
Mengambil tindakan bila diperlukan – pastikan
orang-orang yang benar di dalam organisasi Anda yang bertindak dan menarik
sosial web Anda di mana percakapan yang sedang terjadi. Jika Anda tidak
menerapkan analisis manual, maka bagian ini akan sulit. Soalnya dalam proses
monitoring media massa kadangkala mengalami error, ini memerlukan perbaikan,
analisis, dan bertindak yang sesuai.
B.
Analisis
Isi
1.
Definisi
Analisis Isi
Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang
bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau
tercetak dalam media massa. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell,
yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan
secara sistematis, kemudian diberi interpretasi.
Banyak variasi para ahli dalam memberi pengertian terhadap
analisis isi (content analysis), secara umum diartikan sebagai metode
yang meliputi semua analisis mengenai isi teks, tetapi di sisi lain analisis
isi juga digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan analisis yang khusus.
Tetapi dibawah ini terdapat beberapa pengertian analisis isi yang
dideskripsikan oleh beberapa pakar, yaitu;
1. Holsti, metode
analisis isi adalah suatu teknik untuk mengambil kesimpulan dengan
mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara objektif,
sistematis, dan generalis.
2.
Wimmer & Dominick (Syukur Kholil: 51), mengartikan analisis isi sebagai
suatu posedur yang sistematis yang dirancang untuk menguji isi imformasi yang
direkam.
3. Berelson & Kerlinger, analisis
isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara
sistematik, ojektif, kuantitatif terhadap pesan yang tampak.
4. Budd, analisis isi adalah suatu
teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu
alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku yang terbuka dari
komunikator.
2.
Tujuan
Analisis Isi
Berikut
tujuan analisis isi menurut Bailey (1987) adalah untuk :
a.
Menjelaskan kecenderungan isi komunikasi
b.
Menjelaskan karakteristik yang diketahui
dari sumber sumber kepada pesan pesan yang dihasilkan
c.
Memeriksa atau mengaudit idi komunikasi
terhadap standar yang berlaku
d.
Menganalisis teknik persuasi
e.
Menganalisis gaya suatu tulisan
f.
Menghubungkan atribut (Sifat dan
perlengkapan) yang diketahui dari audiens kepada pesan pesan yang dihasilkan
bagi mereka
g.
Menjelaskan pola pola komunikasi
3.
Prosedur
Analisis Isi
Seperti halnya metode lain, suatu metode akan lebih terarah
apabila dilakukan dengan menggunakan prosedur yang telah tersusun dan terformat
dengan rapi, begitu juga dengan analisis isi. Analisis isi akan lebih baik,
apabila megikuti langkah-langkah tertentu seperti yang pernah dilakukan oleh
para peneliti. Dalam buku (Kholil, 2006), mendeskripsikan langkah-langkah
analisis isi sebagai berikut:
1.
Menentukan
objek penelitian.
Penentuan objek kajian atau penelitian oleh periset harus
sesuai dengan analisis isi, sesuai dengan minat, kemampuan dan keahlian
peneliti. Misalnya, objek kajian adalah tayangan sinetron keagamaan di
televisi, tayangan mistik atau adegan kekerasan di televisi, berita politik
pada surat kabar, pornografi di internet, dan sebagainya.
2.
Menentukan
bahan-bahan yang hendak dikaji.
Setelah objek penelitiannya dapat ditentukan, selanjutnya
menentukan bahan-bahan yang hendak dikaji dan dapat memberikan data yang
diperlukan. Kalau objek yang diteliti tentang muatan adegan-adegan keras pada
film-film lokal dan import ditelevisi, maka bahan utamanya yaitu televisi yang
dapat mengakses tayangan film-film lokal dan import tersebut. kemudian
buku-buku rujukan yang relevan untuk dapat dijadikan sebagai sumber data
pendukung atau sekunder. Misalnya; objek yang dipilih tentang berita politik pada
surat kabar, maka bahan kajiannya adalah surat kabar yang dijadikan sebagai
sampel penelitian.
3.
Menentukan
kategori-kategori yang akan diteliti.
Apabila bahan kajian sudah ditentukan, maka selanjutnya
adalah menentukan kategori-kategori atau indikator-indikator yang akan
diteliti. Misalnya; apabila objek yang dipilih adalah berita politik pada surat
kabar harian Medan, dan bahan-bahan yang dikaji adalah surat kabar harian
Waspada, Analisa, Sinar Indonesia Baru (SIB) dan Mimbar Umum, maka
kategori-kategori yang dianalisis misalnya boleh dibuat sebagai berikut:
a. Nama surat kabar.
b. Sumber berita politik.
c. Halaman pemuatan berita politik.
d. Panjang atau luas kolom berita
politik.
e. Orientasi berita politik.
f. Pelaku utama dalam berita.
g. Skor penonjolan berita politik.
h. Dan sebagainya yang dipandang perlu.
4. Menentukan
unit analisis.
Unit analisis dapat berupa orang, berita, perilaku dan
sebagainya. Kalau dirujuk kepada contoh diatas, yaitu berita politik pada surat
kabar sebagai objek dan bahan kajian, maka yang menjadi unit analisisnya adalah
keseluruhan berita politik yang didapati pada surat kabar yang dijadikan
sebagai sampel penelitian.
5.
Memilih
sampel penelitian.
Banyak pengertian tentang sampel, tetapi secara umum dapat
dijelaskan bahwa sampel merupakan bagian dari suatu populasi. Dalam pengambilan
sampel penelitian analisis isi, perlu ditentukan terlebih dahulu jangka waktu
pengambilannya. Misalnya, selama tiga bulan, empat bulan, enam bulan atau lebih
sesuai dengan minat dan kemampuan peneliti. Kemudian baru menentukan berapa
surat kabar harian yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Misalnya, ada
sekitar 10 surat kabar harian nasional yang terbit di Medan, mungkin hanya
diambil lima surat kabar saja sebagai sampel penelitian.
6.
Membuat kerangka koding.
Kerangka koding adalah berupa daftar kategori-kategori yang
diteliti beserta batasan dan pengertian operasional setiap kategori. Dengan
adanya kerangka koding, maka semua petugas yang melakukan koding mempunyai
panduan yang sama, dan pada gilirannya diharapkan pemahaman mereka juga dalam
melakukan koding adalah sama.
Misalnya, salah satu kategori yang digunakan dalam kajian
analisis isi ialah ‘orientasi berita politik’ dengan alternatif jawaban (1)
berorientasi positif, (2) berorientasi negatif, (3) berorientasi netral.
Dalam kerangka koding perlu dibuat pengertian operasional ‘orientasi berita
politik’ tersebut, dan juga pengertian operasional setiap alternatif jawaban.
Apa makna berita politik yang berorientasi negatif, perlu ditegaskan. Sehingga
tidak terjadi perbedaan pemahaman di kalangan pengkoding ketika melakukan
koding data.
Dengan
demikian, kerangka koding ini merupakan panduan bagi para pengkoding dalam
melakukan koding data. Karena itu semua kategori yang digunakan dalam kajian
analisis, perlu dibuat pengertian operasionalnya dalam kerangka koding.
7.
Membuat borang koding analisis isi.
Fungsi atau kedudukan borang koding analisis isi dalam
kajian analisis isi (content isi) sama dengan fungsi kuesioner dalam
kajian survey, yaitu merupakan alat pengumpul data yang sangat menentukan
kepada validitas dan reabilitas data yang akan diperoleh. Kategori-kategori
yang digunakan dalam borang koding analisis data ini harus mampu menjawab
keseluruhan pertanyaan penelitian atau rumusan masalah.
Pembuatan borang koding harus berpadukan kepada kerangka
koding yang telah disusun sebelumnya, dan kerangka koding itu harus mengikut
kepada kategori-kategori yang telah ditentukan sendiri.
8.
Uji coba instrument.
Bertujuan
untuk memastikan bahwa alat pengumpul data tersebut sudah mempunyai keandalan
dan ke-sah-an yang tinggi untuk mengukur apa yang ingin diukur dalam suatu
penelitian.
9.
Melatih
petugas koding.
Pada umumnya yang melakukan tugas koding data ini adalah
pembantu peneliti atau staf peneliti. Walaupun peneliti sudah mempersiapkan
boring koding data yang telah teruji keandalan dan kesahannya, peneliti masih
perlu untuk memberikan pengarahan dan penjelasan-penjelasan kepada para petugas
koding data tentang tujuan penelitian, kategori-kategori yang akan dikoding
serta petunjuk pengkodingannya. Kemudian mereka juga perlu diberi latihan cara
mengkoding data yang benar. Dengan demikian, petugas koding dapat melaksanakan
tugas koding data lebih baik dan benar.
10.
Mengkoding data.
Dalam mengkoding data harus teliti dan hati-hati.
Pesan-pesan komunikasi yang dikaji harus benar-benar dipahami baru kemudian
ditentukan alternatif jawabannya sesuai dengan borang koding data. Apabila satu
kali baca belum dapat dipahami, maka boleh dibaca berulan-ulang kembali sampai
akhirnya benar-benar dipahami. Karena dalam analisis isi, tidak selamanya hanya
mencari kata-kata, tetapi kadang-kadang perlu memahami makna kalimat atau
paragraf demi untuk menetapkan alternatif jawaban.
11. Menganalisis data.
Menganalisis data merupakan salah satu metode yang
diterapkan dalam analisis isi yang bertujuan untuk mengetahui keakuratan dan
kesesuaian data yang diperoleh seorang periset. Dalam hal ini, data lebih mudah
dianalisis dengan menggunakan bantuan Statistical Package for Social Sciences
(SPSS) atau paket statistik untuk ilmu-ilmu sosial, atau analisis lainnya
yang sesuai. Apabila unit analisis dan datanya tidak terlalu banyak, dapat juga
dilakukan pengolahan data secara manual. Teknik analisis data ini dapat
dilakukan secara deskriptif saja, tabulasi silang (cros tabulation),
korelasional dan sebagainya sesuai dengan tuntutan penelitian.
12. Membuat laporan penelitian.
Setelah semua data telah dianalisis, langkah berikutnya
adalah menulis laporan penelitian untuk keperluan publikasi. Karena
bagaimanapun bagusnya penelitian tanpa dipublikasikan kepada masyarakat, maka
tidak akan bermakna.
C. Media
Monitoring dan Analisis Isi dalam Riset PR
1.
Peran Media Monitoring dan Analisis Isi
dalam Riset PR, antara lain:
a.
Untuk berbagi informasi tentang radio
gelombang pendek.
b.
Untuk berbagi informasi tentang berbagai hal.
c.
Untuk berbagi informasi tentang bisnis atau
membuat jaringan bisnis.
d.
Membagun pemahaan mengenai tugas dan tanggung jawab
organisasi dan media massa.
e.
Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling
menghormati dan menghargai kejujuran serta kepercayaan.
f.
Penyampaian/perolehan informasi yang akurat, jujur, dan
mampu memberikan pecerahan bagi publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar