Rabu, 22 Juni 2016

Solo Punya Radya Pustaka



MAKALAH
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Solo Punya Radya Pustaka
DISUSUN OLEH :
Nama                                                                        NIM
1.        Atik Putri S                                                                D1613008
2.        Maharani Puspa D.M.                                                D1613052
3.        Neysia Indra                                                              D1613066
4.        Nur Rahma Maulida                                                  D1613070
5.        Rensy Puspitasari                                                        D1613082
6.        Ria Intansari                                                              D1613084

HUBUNGAN MASYARAKAT B 2013
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
AGENDA SETTING

A.    Prioritas
-          Prioritas yang dilakukan oleh kelompok kami, pertama yaitu pemilihan tema apa yang ingin diangkat.
-          Prioritas yang kedua yaitu menentukan lokasi mana yang akan kami ambil, dan akhirnya kami mengambil lokasi museum Radya Pustaka Solo.
-          Prioritas yang ketiga yaitu, selaku tugas interview. Kelompok kami mempersiapkan apa saja yang akan ditanyakan nantinnya.
-          Prioritas yang keempat yaitu melakukan terjun langsung kelapangan, serta mengambil gambar di lokasipadatanggal 30 maret 2015.
-          Prioritas yang kelima yaitu selaku tugas writer untuk mengolah informa siapa saja yang didapat.
-          Prioritas yang keenam yaitu selaku editor yang akan mengedit makalah serta foto yang akan dilampirkan.
-          Yang terakhir adalah tugas layouter untuk membuat power point dan desain layout.

B.     Komitmen
Komitmen dari kelompok kami terkait dengan tugas ini, kami berkomitmen untuk mengangkat Museum Radya Pustaka untuk pembuatan makalah.

C.     Budgeting
-          Tiket masuk                 @5.000,-  x 6                          30.000
-          Tiket Kamera              @3.000,-                                 3.000
-          Informan                     @30.000,-                               30.000
-          Lain – lain                   @20.000,-                               20.000

D.    Transparansi
Kelompok kami melakukan transparasi sesuai dengan informasi yang kita dapat, dan tidak ada yang ditutup-tutupi terkait agenda setting ini.


Tema                           : Budaya
Kerangka pikiran         :
-          Letak
-          Perilaku negatif
-          Sejarah
-          Jenis–jenis benda
-          Masalah yang terkait
-          Manfaat mempelajari budaya
Materi                          :
-          Posisi Museum Radya Pustaka
-          Perilaku remaja sekarang
-          Koleksi benda bersejarah Museum Radya Pustaka
-          Pencurian aset Museum Radya Pustaka
-          Eksistensi Museum Radya Pustaka

Klasifikasi                   : “ Pentingnya menanamkan jiwa budaya, untuk generasi bangsa”
Judul                           : Solo punya Radya Pustaka

Museum bukan hanya tempat untuk menyimpan, merawat dan mengamankan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia dan lingkungan. Akan tetapi museum adalah tempat berinteraksi dari zaman ke zaman. Apa artinya? Museum sebagai bukti bahwa disini kita dapat melihat gambaran tentang sebuah peradaban budaya daerah, baik zaman purbakala maupun modern. Peran museum tidak hanya sebagai warisan budaya dan sumber informasi sejarah akan tetapi juga sebagai fasilitator masyarakat agar dapat mengetahui peradaban budaya yang telah diwujudkan, selain itu juga sebagai mediator yang tidak membedakan kebudayaan antar daerah, dan sebagai tempat terciptanya peradaban yang multicultural, yaitu dengan menjadikan perbedaan budaya menjadi suatu warna yang dapat meramaikan kebudayaan sebagai identitas bangsa. Itulah peran museum. Lalu, seberapa besar peran museum saat ini?


Seiring berjalannya waktu, warisan budaya ini semakin pudar dan tergeser. Bersamaan dengan masuknya budaya barat serta berkembangnya IPTEK di Indonesia, dimana sekarang para generasi muda lebih memprioritaskan hal–hal yang berbau modern daripada harus mempelajari budaya sendiri. Apakah di museum hanya sekedar melihat benda–benda yang bernilai historis? Tidak. Museum adalah tempat untuk menghubungkan kebudayaan dan manusia. Dengan begitu manusia dapat bertahan dari zaman ke zaman, dan melangsungkan hidupnya. Museum diharapkan tidak hanya memantulkan perubahan–perubahan yang ada di lingkungan, tetapi juga sebagai media untuk menunjukkan perubahan social serta pertumbuhan budaya dan ekonomi. Museum berperan dalam proses transformasi yang mewujudkan perkembangan struktur intelektual dan tingkat kehidupan yang membaik. Perkembangan tersebut disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang bersangkutan dalam bahasa dan budayanya masing–masing. Inilah pesan yang ingin disampaikan oleh museum lewat benda–benda yang dipamerkan sebagai pemahaman masyarakat.
Museum tidak hanya dipelajari secara teori. Tetapi dapat menjadi praktik yang dapat diterapkan pada jumlah public yang tidak sedikit. Bicara mengenai museum sebagai media komunikasi massa harus mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Tidak hanya pelajar, arkeolog bahkan pengusaha. Jadi peran museum diharapkan dapat mendukung pembangunan nasional. Kita harus tahu bahwa pembangunan maupun modernisasi bukan sekedar tahu tetapi juga mengerti bagaimana prosesnya.
Museum Radya Pustaka adalah museum tertua yang didirikan oleh putra bangsa terletak dikota Solo, tepatnya di jalan Slamet Riyadi, kompleks Taman Wisata Budaya Sriwedari. Museum ini berdiri kokoh dengan desain “joglo” khas Jawa. Di bagian atap terdapat ukiran furniture yang bertuliskan “Radya Pustaka” dalam aksara jawa yang semakin mempercantik dan membuat bangunan ini bernilai etis tinggi. Namun meskipun sudah lebih dari seabad keberadaannya, generasi muda masih belum banyak mengenal dan memahami arti penting Museum Radya Pustaka. Mereka lebih memilih untuk bermain ke tempat yang bergengsi daripada mengunjungi sebuah museum. Radya Pustaka merupakan cagar budaya di Solo yang harus dilestarikan. Khususnya oleh para generasi muda di kota Solo sendiri.
            Museum Radya Pustaka. Berasal dari aksara jawa Radya yang berarti raja dan Pustaka yang berarti buku bias diartikan sebagai buku kerajaan, didirikan oleh Kanjeng Raden Sosrodiningrat IV pada tanggal 28 Oktober 1890. Kala itu gedung museum merupakan rumah kediaman seorang warga Belanda bernama Johannes Busselar.
            Dulu masyarakat melihat Radya Pustaka sebagai tempat yang dipenuhi roh–roh leluhur dan terkesan menyeramkan. Tetapi kita patut bangga, karena sekarang pengelola museum memperbolehkan museumnya untuk mengadakan kegiatan seperti acara seminar untuk mengasah intelektual. Dengan ini Radya Pustaka dapat merubah image tersebut menjadi museum yang bisa bersaing di era globalisasi. Yang terpenting bagi keberadaan suatu museum tidak hanya bagaimana benda sejarah tersebut diletakkan, yang terpenting adalah bagaimana nilai sejarah dari benda itu dapat tersampaikan pada masyarakat luas. Radya Pustaka berupaya menciptakan kesejahteraan hidup masyarakat dan melestarikan kepribadian suatu bangsa melalui nilai–nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Sehingga Radya Pustaka bukan hanya sebagai sarana hiburan saja tetapi juga sebagai media untuk menancapkan nilai dan semangat mengakar sebagai wadah patriotisme dan nasionalisme yang terancam dengan globalisasi. Radya Pustaka tidak hanya memperlihatkan koleksi benda–benda yang indah tetapi menciptakan suatu daya tarik tersendiri, agar masyarakat yang dating tidak merasa bosan dan ingin pulang tetapi justru ingin kembali mengunjungi museum Radya Pustaka.
            Radya Pustaka tidak hanya mampu mengubah imagenya tetapi juga berani membuat inovasi tanpa meninggalkan nilai–nilai sacral dari dirinya. Terbukti dengan adanya teknologi–teknologi modern yang masuk kedalam museum. Sebagai contohnya kamera SLR (Single Lens Reflex) yang digunakan sebagai media duplikat buku–buku di Radya Putaka yang hampir rusak karena semakin banyak yang membaca. Perkembangan teknologi dan komunikasi, misalnya kemunculan internet seharusnya dapat mendukung pemasaran museum sebagai sumber informasi untuk member penerangan dalam menyadarkan identitas suatu bangsa yang menghargai hasil karyanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar