Sabtu, 10 Mei 2014

Spiritualisasi Pancasila dalam Fenomena Global

Pada rezim orde baru, hari kelahiran pancasila diperingati setiap tanggal 18 Agustus. Namun sebelum dan setalah bergulirnya rezim orde baru, hari kelahiran pancasila jatuh bersamaan dengan hari anak internasional yakni pada tanggal 1 Juni. Menurut Ketua Departemen Nilai Kepahlawanan IKPNI Bambang Sulistomo kelahiran Pancasila secara historis memang terjadi pada 1 Juni 1945. Mengenai pemerintahan Orde Baru yang memperingati kelahiran Pancasila pada 18 Agustus, ia mengatakan tidak memungkiri hal tersebut. “Tapi, kelahiran Pancasila 18 Agustus, disebutkan dalam UUD 1945, itu adalah segi yuridis formalnya,” kata dia (Kompas, 31 Mei 2010). 

Bukan suatu masalah yang penting sebenarnya mengenai kapan hari kelahiran pancasila itu harus diperingati, yang lebih menarik adalah masih adakah spirit pancasila dalam realitas sosial di era global seperti saat ini? sudahkah kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah dewasa ini merepresentasi nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila? Tentu hal tersebut merupakan renungan bagi kita semua sebagai bangsa Indonesia. Pancasila dalam cerminan realitas sosial Ingatan saya masih lekat tentang bagaimana lapindo menenggelamkan impian sosial. Mengubur cita-cita warga Sidoarjo dan ratusan kepala lainnya. Tapi para pejabat si pemegang kebijakan bersepakat mengatakan bahwa itu murni bencana alam. Sungguh sakit mendengarnya. Nyata-nyata kelalaian manusia yang memicu banjir lumpur itu adalah akibat tangan-tangan pemegang kekuasaan yang tak lagi memperhitungkan dampak lingkungan demi ambisi kekuasaan. hal ini tentu bertolak belakang dengan muatan nialai-nilai pancasila yang mengharuskan untuk mengedepankan kepentingan bersama dari pada pribadi. 

Bahkan baru-baru ini diberitakan tentang eksploitasi atau perbudakan buruh yang bekerja di pabrik kuali di Kampung Bayur Opak, RT 03 Rw 06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan, Tangerang, Banten. Menurut Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Laode Ida “Hal itu juga menjadi bukti bahwa penghinaan, dan atau penjajahan terhadap warga bangsa sendiri masih terus berlangsung hingga kini. Ini merupakan bagian dari pelanggaran serius terhadap Hak Asasi Manusai dan nilai-nilai Pancasila,” (Kompas,06/05/2013). 

Ternyata masih banyak masalah-masalah dan ketimpangan di masyarakat, termasuk kebobrokan penguasa dan kemunafikan manusia yang telah menyalahi nilai-nilai pancasila. Menghadirkan Kembali Spirit Pancasila Saya merasa ada sesuatu yang hilang dalam bangsa ini yakni nilai spiritualitas pancasila dalam tiap individu masyarakat. Dalam konteks fenomena global seperti saat ini, pancasila hanya dianggap sebagai hapalan dan tidak lagi diamalkan dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Menurut Sultan Hamengku Buwono X , Pancasila tidak akan bisa membumi jika tetap hanya dijadikan mitos tanpa memiliki model praktis dalam memecahkan masalah hidup masyarakat. 

Oleh karena itu, Pancasila perlu dikembangkan sebagai metodologi hidup atau ideologi praktis. “Sekarang ini tidak ada lagi lembaga yang menangani aplikasi Pancasila. Bahkan, di dalam pendidikan pun Pancasila bukan lagi menjadi pelajaran wajib. Jika Pancasila tidak lagi menjadi perhatian pemerintah maupun masyarakat, ya berarti secara sengaja atau tidak sengaja telah meminggirkan Pancasila sebagai ideologi negara,” tutur Sultan. (Kompas,01/06/2012). 

Persoalan pancasila sebagai filosofi, ideologi, jiwa, dan pandangan hidup dianggap sudah selesai. Dan perlu kita ingat bahwa proses kelahirannya itu tidak sesingkat umur penerapannya. Sumber sebuah kata, diksi, kalimat yang tersusun sistematis dalam pancasila tidaklah lahir begitu saja, justru merupakan akibat dari perjuangan panjang dan proses berpikir secara kontemplatif oleh para founding fathers. Maka dari itu kita sebagai bangsa indonesia sudah seharusnya mengapresiasi pancasila. bukan hanya dengan meperingati hari kelahirannya saja, namun lebih ke arah pengamalan nilai-nilai luhur bangsa indonesia yang dikandung di dalamnya. 

Daftar Pustaka 
1. Ittihad, Zainul.2011.Jakarta:Universitas Terbuka 
2. Udin S.2009.Jakarta:Univeritas Terbuka 
3. http://cahayaihsantaqwa.blogspot.com/2010/01/nilai-nilai-spiritual-pancasila.html 
4. http://lampost.co/berita/nilai-spiritual-pancasila-harus-diterapkan-dalam-perilaku 
5. http://sosbud.kompasiana.com/2013/06/06/spiritualisasi-pancasila-dalam-fenomena-global-566471.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar