TUGAS
MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS
Proposal Penelitian Kegiatan
Humas
DISUSUN
OLEH :
Nama : Atik Putri S.
NIM : D1613008
HUBUNGAN MASYARAKAT B
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014
A. Judul
“PENGARUH
MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT
DI SMK NEGERI 1 KARAWANG”
B. Latar
Belakang Masalah
Era
globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang sangat ketat dalam semua aspek
kehidupan, memberi warna/pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya
manusia, termasuk sekolah yang merupakan salah satu sarana tepat dalam
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Banyaknya sekolah yang
tersebar diberbagai wilayah menumbuhkan persaingan dalam menarik minat peserta
didik. Kondisi tersebut mewajibkan sekolah untuk memiliki kualitas yang andal,
khususnya pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karena peserta didik cenderung
lebih banyak memilih Sekolah Menengah Atas (SMA). Dari kondisi tersebut
peneliti lebih mengkhususkan manajemen hubungan masyarakat pada jenjang SMK
untuk mengetahui apa permasalahan yang menyebabkan peserta didik cenderung lebih
banyak memilih melanjutkan pendidikan ke SMA.
Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
melaksanakan pendidikan kejuruan dalam jenjang pendidikan menengah sebagai
lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari
hasil belajar yang diakui sama setara dengan SMP/MTs. SMK sering disebut juga
sebagai STM (Sekolah Teknik Menengah). SMK sebagai bentuk satuan pendidikan
kejuruan, sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, “Jenis pendidikan mencakup pendidikan
umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus”, merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja
dalam bidang tertentu. Adapun tujuan institusional dari SMK adalah :
- Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.
- Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
- Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
- Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
Tujuan
tersebut akan tercapai apabila ada kerjasama antar komponen sekolah yang
meliputi peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana,
kurikulum, keuangan, pelayanan dan hubungan dengan masyarakat bisa terjalin
menjadi sebuah teamwork yang solid. Dari komponen-komponen tersebut
terdapat satu komponen yang tidak kalah penting dalam pencapaian tujuan
institusional sebuah sekolah yaitu hubungan dengan masyarakat karena besar
kecilnya ketercapaian tujuan tersebut tentunya membutuhkan kerja sama dari
masyarakat atau stakeholders lainnya. Oleh karena itu, untuk membina
hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat maka disetiap sekolah
diharuskan memiliki bidang kehumasan atau hubungan masyarakat. Partisipasi
masyarakat harus selalu di tampung oleh sekolah dan humas sekolah selaku
penghubung antara sekolah dan masyarakat, harus selalu memberikan informasi
mengenai sekolah dengan cara melakukan komunikasi yang berkelanjutan mengenai
masalah-masalah yang dihadapi sekolah sehingga sekolah dan masyarakat bisa
mencari cara dalam memecahkan masalah-masalah tersebut.
Dengan sifat
sekolah yang memiliki sistem terbuka seharusnya tidaklah sulit untuk menggalang
partisipasi masyarakat yang besar. Dalam kenyataannya, banyak sekolah yang
tidak memiliki nama baik dan lambat laun akan mati (entrophy) karena
sekolah tersebut tidak memiliki hubungan yang baik dan harmonis dengan
masyarakat. Karena itulah sejak lama Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa
pendidikan itu berlangsung pada tiga lingkungan yaitu Lingkungan Keluarga,
Sekolah dan Masyarakat. Artinya pendidikan tidak akan berhasil jika ketiga
komponen itu tidak saling bekerjasama secara harmonis. Dari uraian diatas jelas
sudah jika sekolah bukanlah lembaga yang yang berdiri sendiri dalam membina
pertumbuhan dan perkembangan putra-putra bangsa melainkan ia merupakan bagian
dari masyarakat secara luas, dan bersama masyarakat membangun dan meningkatkan
segala upaya untuk memajukan sekolah. Hal ini dapat tercipta apabila sekolah
mau membuka diri dan menjelaskan tentang apa dan bagaimana masyarakat dapat
berperan dalam upaya membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pendidikan. Seharusnya setiap aktivitas pendidikan dapat
dikomunikasikan kepada masyarakat agar mereka dapat mengerti mengapa sekolah
harus melakukan aktivitas itu dan pada sisi mana mereka bisa membantu sekolah
dalam melaksanakan program itu.
Dengan
demikian humas dituntut untuk selalu memberikan informasi-informasi mengenai
pentingnya masyarakat bagi sekolah agar tercipta kesepemahaman dari kedua belah
pihak. Berawal dari kesepemahaman itulah maka masyarakat akan tertarik untuk
ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Untuk itu
peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH
MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DI SMK NEGERI 1 KARAWANG”.
C. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian dalam latar belakang, maka peneliti membatasi permasalahan pada rumusan
masalah di bawah ini :
- Bagaimana gambaran Manajemen Hubungan Masyarakat di SMK Negeri 1 Karawang?
- Bagaimana gambaran Partisipasi Masyarakat di SMK Negeri 1 Karawang?
- Seberapa Besar Pengaruh Manajemen Hubungan Masyarakat Terhadap Partisipasi Masyarakat di SMK Negeri 1 Karawang?
D. Tujuan
Penelitian
Tujuan umum
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami Pengaruh Manajemen
Hubungan Masyarakat Terhadap Partisipasi Masyarakat di SMK Negeri 1 Karawang. Namun secara spesifik tujuan penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh informasi dan kejelasan tentang:
- Manajemen Hubungan Masyarakat di SMK Negeri 1 Karawang.
- Partisipasi Masyarakat di SMK Negeri 1 Karawang.
- Seberapa Besar Pengaruh Manajemen Hubungan Masyarakat Terhadap Partisipasi Masyarakat di SMK Negeri 1 Karawang.
E. Manfaat
Penelitian
Adapun
manfaat penelitian ini dapat peneliti rangkum kedalalam 2 bagian yaitu:
1. Manfaat Praktis
- Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dikaitkan dengan aspek-aspek manajemen hubungan masyarakat.
- Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas sekolah.
2. Manfaat Teoritis
- Hasil penelitian ini diharapkan yang bermanfaat bagi staf bagian humas sekolah sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas manajemen humas yang dapat mempengaruhi secara positif dalam usaha sekolah untuk membangun partisipasi masyarakat
.
F. Landasan
Teori
1. Manajemen Hubungan
Masyarakat
a.
Pengertian Manajemen Hubungan Masyarakat
Hubungan
Masyarakat, atau sering disingkat humas (bahasa Inggris: public relation)
adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik, sehingga dapat
memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi.
Menurut kamus Fund and Wagnel Pengertian Humas adalah segenap kegiatan
dan teknik/kiat yang digunakan organisasi atau individu untuk menciptakan atau
memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap
keberadaan dan aktivitasnya. Sedangkan pengertian Humas dalam Pendidikan adalah
Rangkaian pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat (orang tua murid) yang dimaksudkan untuk menunjang
proses belajar mengajar di lembaga pendidikan bersangkutan (Anggoro, 2001).
Berdasarkan
definisi diatas pegertian humas secara umum adalah fungsi yang khas antara
organisasi dengan publiknya, atau dengan kata lain antara lembaga pendidikan
dengan warga di dalam (guru, karyawan, siswa) dan warga dari luar (wali siswa,
masyarakat, institusi luar, patner sekolah). Dalam konteks ini jelas bahwa
humas atau public relation (PR) adalah termasuk salah satu elemen yang
penting dalam suatu organisasi kelompok ataupun secara individu. Adapun
pengertian manajemen humas adalah suatu proses dalam menangani perencanaan,
pengorganisasian, mengkomunikasikan serta pengkoordinasian yang secara serius
dan rasional dalam upaya pencapaian tujuan bersama dari organisasi atau lembaga
yang diwakilinya. Dan untuk merealisasikan itu semua banyak hal yang harus
dilakukan oleh humas dalam suatu lembaga pendidikan (Nasution, 2006).
b.
Tugas-tugas Pokok atau Beban Kerja Humas
Tugas pokok
hubungan sekolah dengan masyarakat dalam pendidikan antara lain:
- Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
- Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
- Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.
- Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah pendidikan.
- Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama.
- Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan untuk kemajuan pelaksanaan pendidikan.
c. Tujuan
Hubungan Sekolah dan Masyarakat (orang tua murid)
Tujuan
organisasi perkumpulan antara guru dan masyarakat (orang tua murid), adalah
sebagai berikut:
- Mengembangkan pengertian masyarakat (orang tua murid) tentang tujuan dan kegiatan pendidikan di sekolah.
- Memperlihatkan bahwa rumah dan sekolah bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan anak disekolah.
- Memberi fasilitas pertukaran informasi antara orang tua dan guru yang kemudian mempunyai dampak terhadap pemecahan pendidikan anak.
- Perolehan opini masyarakat tentang sekolah dijadikan perencanaan untuk pertemuan dengan orang tua dalam rangka untuk kebutuhan murid-murid.
- Membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak.
- Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik.
- Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat.
- Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
d.
Tehnik-tehnik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (orang tua murid)
Ada sejumlah
tehnik yang kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan, tehnik-tehnik tersebut
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tehnik tertulis, tehnik lisan, dan
tehnik peragaan, tehnik elektronik.
1) Tehnik Tertulis
Hubungan
antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis
yang dapat digunakan meliputi:
- Buku kecil pada permulaan tahun ajaran, isinya dijelaskan tentang tata tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif.
- Pamflet, selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain di bagikan ke wali murid juga bias di sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga.
- Berita kegiatan murid, selebaran kertas yang berisi informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah. Dengan membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid.
- Catatan berita gembira, tehnik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya sama-sama ditulis dan disebarkan ke orang tua. Hanya saja catatan berita gembira ini berisi tentang keberhasilan seoran murid. Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
2) Tehnik Lisan
Hubungan
sekolah dengan masyarakat dapat juga lisan, yaitu:
- Kunjungan rumah, dalam rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak diketahui problemnya secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya. Hal ini akan memperlancar mancapai tujuan program pendidikan sekolah tersebut.
- Panggilan orang tua, pihak sekolah sesekali juga memanggil orang tua murid datang ke sekolah. Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.
- Pertemuan, sekolah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam setiap akan mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.
3) Tehnik Peragaan
Hubungan
sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang masyarakat
melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah. Peragaan yang diselenggarakan
biasanya berupa pameran keberhasilan murid. Pada kesempatan itu kepala sekolah
atau guru dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan
juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program
itu.
4) Tehnik Elektronik
Seiring
dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan sekolah dengan
orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan sarana
elektronik, misalkan dengan telepon,
televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai sarana untuk promosi pendidikan.
2. Partisipasi Masyarakat
a.
Pengertian Partisipasi Masyarakat
Partisipasi
masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah keikutsertaan masyarakat dalam
proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan
dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah,
pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses
mengevaluasi perubahan yang terjadi. Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999: 29)
partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam
interaksi sosial dalam situasi tertentu.
Pentingnya
partisipasi dikemukakan oleh Conyers (1991: 154-155) sebagai berikut: pertama,
partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai
kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa
kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal; kedua, bahwa
masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa
dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih
mengetahui seluk-beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki
terhadap proyek tersebut; ketiga, bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila
masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri.
Dari tiga
pakar yang mengungkapkan definisi partisipasi di atas, dapat dibuat kesimpulan
bahwa partisipasi masyarakat adalah keterlibatan aktif dari seseorang, atau
sekelompok orang (masyarakat) secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela
dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
monitoring sampai pada tahap evaluasi.
b.
Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat
Adapun
bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat menurut Hamijoyo (2007: 21), Chapin (2002:
43) & Holil (1980: 81) sebagai berikut :
1)
Partisipasi Buah Pikiran
Partisipasi
buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan ide, pendapat atau
buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun untuk memperlancar
pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman
dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya.
2)
Partisipasi Tenaga
Partisipasi
yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat
menunjang keberhasilan suatu program.
3)
Partisipasi Harta Benda
Partisipasi
dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau
perkakas.
4)
Partisipasi Keterampilan
Memberikan
dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain
yang membutuhkannya.
5)
Partisipasi Sosial
Partisipasi
sosial diberikan oleh partisipan sebagai tanda paguyuban. Misalnya arisan,
menghadiri kematian, dan lainnya dan dapat juga sumbangan perhatian atau tanda
kedekatan dalam rangka memotivasi orang lain untuk berpartisipasi.
c. Tipe-tipe
Partisipasi Masyarakat
1)
Partisipasi pasif/ manipulative
- Masyarakat berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi.
- Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat.
- Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok sasaran.
2) Partisipasi
dengan cara memberikan informasi
- Masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti dalam kuesioner atau sejenisnya.
- Masyarakat tidak punya kesempatan untuk terlibat dan mempengaruhi proses penyelesaian.
- Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat.
3)
Partisipasi melalui konsultasi
- Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi.
- Orang luar mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri untuk kemudian mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya, dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat.
- Tidak ada peluang bagi pembuat keputusan bersama.
- Para profesional tidak berkewajiban mengajukan pandangan-pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti.
4)
Partisipasi untuk insentif materil
- Masyarakat berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya seperti tenaga kerja, demi mendapatkan makanan, upah, ganti rugi, dan sebagainya.
- Masyarakat tidak dilibatkan dalam eksperimen atau proses pembelajarannya.
- Masyarakat tidak mempunyai andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat insentif yang disediakan/diterima habis.
5)
Partisipasi fungsional
- Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan proyek.
- Pembentukan kelompok (biasanya) setelah ada keputusan-keputusan utama yang disepakati.
- Pada awalnya, kelompok masyarakat ini bergantung pada pihak luar (fasilitator, dll) tetapi pada saatnya mampu mandiri.
6)
Partisipasi interaktif
- Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada perencanaan kegiatan dan pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada.
- Partisipasi ini cenderung melibatkan metode inter-disiplin yang mencari keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur dan sistematik.
- Kelompok-kelompok masyarakat mempunyai peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andil dalam seluruh penyelenggaraan kegiatan.
7) Self
mobilization
- Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara bebas (tidak dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki.
- Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang dibutuhkan.
- Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang ada.
G. Rencana
Kerja Pengumpulan Data
1. Metode dan Pendekatan
Metode
penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian secara efektif dan
efisien, sebagaimana yang dikemukakan oleh Arief Fucham (1992: 5), bahwa
“Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut untuk mengunpulkan dan
menganalisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu
perolehan informasi atau data yang relevan dengan masalah yang diteliti melalui
penelaahan berbagai konsep atau teori yang dikemukakan oleh para ahli.
Sebagaimana
yang dijelaskan oleh Muhamad Ali (1993: 12), yaitu:
“Metode
penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan
langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis atau pengolahan data
serta membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat
penggambaran tentang suatu keadaan yang objektif dalam suatu deskripsi
situasi.” Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, yaitu pendekatan yang dimungkinkan dilakukannya pencatatan dan
penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan
statistik.
2. Teknik Pengumpulan
Data
Menentukan
sampel dan populasi dengan menggunakan Tehnik Sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel. Menggunakan Probility Sampling ialah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Peneliti menggunakan Teknik Simple
Random sampling. Dikatakan sederhana karena pengambilan sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperlihatkan strata yang ada dalam
populasi itu. Skala Pengukuran menggunakan skala Likert. Sekala litkert
digunakan untuk menggunakan sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Litkert dengan menggunakan
Bentuk Pilihan ganda. Membuat instrument penelitian, dengan membuat kisi-kisi
instrumen. Teknik Pengumpulan data dengan menggunakan Kuesioner (angket)
merupakan teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden
untuk menjawab pertanyaan.
3. Populasi Penelitian
Data dan
informasi dari sumber data yang kebenarannya dapat dipercaya sangat diperlukan
dalam setiap penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah diteliti untuk
menguji hipotesis. Semua sumber data ini disebut populasi, sebagimana
dikemukakan Kartini Kartono (1996 : 116) bahwa: “Populasi merupakan semua
jumlah individu yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian”.
Berdasarkan
konsep tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat (orang
tua/wali murid) yang dapat dihitung dari jumlah total siswa di SMK Negeri 1 Karawang sebanyak 1564 siswa, tersebar di kelas X sebanyak 538
siswa, kelas XI sebanyak 558 siswa, kelas XII sebanyak 468 siswa.
4. Sampel
Penelitian
Pengambilan
sampel dalam suatu penelitian dilakukan sedemikian rupa, sehingga diperoleh
sampel yang benar-benar berfungsi sebagai contoh dan bersifat representative,
artinya dapat mewakili karakteristik dari populasi penelitian secara keseluruhan,
atau dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya, sebagaimana dikemukakan
Winarto Surakhmad (1992:93) Bahwa: “karena tidak memungkinkannya penyelidikan
selalu langsung menyelidiki segenap populasi, maka sering kali penyelidik
terpaksa menggunakan sebagaian saja dari populasi, yakni sebuah sampel yang
dapat dipandang representative terhadap populasi itu. Oleh karena itu lah, maka
penarikan atau pembuatan sampel (yakni penarikan sebagian dari populasi untuk
mewakili seluruh populasi) adalah penting. Batas minimal untuk responden adalah
30 orang, sebagaimana dikemukakan oleh Suharsini Arikunto (1998:107) Bahwa:
Untuk
sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari seratus orang lebih
baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,
selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% dengan
minimal 30 orang.
Berdasarkan
konsep tersebut, maka selanjutnya sampel yang akan dipergunakan dalam
penelitian ini 10% dari jumlah total siswa yaitu 1564 siswa, dengan demikian
jumlah sampel sebanyak 156 siswa. Secara rinci dapat disajikan sebagai berikut:
Sampel
Penelitian
No
|
Siswa
|
Jumlah
|
1
2
3
|
Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
|
46 siswa
60 siswa
50 siswa
|
Jumlah
|
156 siswa
|
H. Rencana
Kerja Pengolahan Data
1. Definisi Konseptual dan
Operasional
a. Definisi konseptual
Manajemen
humas adalah suatu proses dalam menangani perencanaan, pengorganisasian,
mengkomunikasikan serta pengkoordinasian yang secara serius dan rasional dalam
upaya pencapaian tujuan bersama dari organisasi atau lembaga yang diwakilinya.
Dan untuk merealisasikan itu semua, banyak hal
yang harus dilakukan oleh humas dalam suatu lembaga pendidikan (Nasution,
2006).
Partisipasi
masyarakat menurut Isbandi (2007:27) adalah keikutsertaan masyarakat dalam
proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan
dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah,
pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses
mengevaluasi perubahan yang terjadi.
b. Definisi Operasional
Penelitian
ini mengkaji dua variabel, yaitu variabel Manajemen Hubungan Masyarakat sebagai
variabel independen atau bebas (X), dan variabel Partisipasi Masyarakat sebagai
variabel dependen atau terikat (Y).
Manajemen
humas merupakan suatu proses dari perencanaan hingga pengevaluasian yang
bertujuan untuk menanamkan kesepahaman dan ketertarikan masyarakat untuk
berperan dalam kemajuan sekolah.
Partisipasi
masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat baik berbentuk buah pikiran, tenaga,
uang, keterampilan ataupun sosial dalam sebuah program atau kegiatan atas dasar
kemauan dan kesadaran akan pentingnya program atau kegiatan tersebut.
2. Prosedur Pengolahan Data
- Seleksi data, yaitu dengan memeriksa jawaban responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
- Penentuan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item dengan skala 5, yaitu 5,4,3,2,1.
- Menghitung Wheight Mean Score (WMS) presentase skor rata-rata variabel X (Manajemen Humas) dan variabel Y (Partisipasi Masyarakat) untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden terhadap variabel penelitian tersebut.
- Menghitung skor mentah menjadi skor baku.
- Uji Normalitas Distribusi.
- Analisis Korelasi meliputi : Korelasi product moment, Uji Signifikansi dan koefisien determinasi.
- Uji Intensitas regresi untuk mencapai hubungan fungsional antara variabel X (Manajemen Humas) dengan variabel Y (Partisipasi Masyarakat).
I. Jadwal
Waktu
Rencana dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini selama 4
bulan. Penelitian ini bertempat di SMK Negeri 1 Karawang. Dengan
rincian sebagai berikut:
J. Referensi
Indrafachrudi,
Soekarto.(1994).Bagaimana Mengakrabkan Sekolah dengan Orang tua Murid dan
Masyarakat. Malang: IKIP.
Isbandi
Rukminto Adi.(2007).Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: dari
Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press.
Mikkelsen,
Britha.(1999).Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Mulyasa,
Endang.(2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Purwanto,
Ngalim. Drs, M.P.(2008).Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Rosda Karya.
Suryosubroto,
Drs.(2004).Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful
Sagala, DR, M. Pd.(2009).Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung:
Alfabeta.
Basuki,
Markus.(2010). MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT [online].
Tersedia: http://cor-amorem.blogspot.com/2010/01/manajemen-humas.html (29 Desember 2011)
Khoiri,
Nur.(2011). Manajemen Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan [online].
Tersedia: http://nurkhoirionline.blogspot.com/2011/07/manajemen-partisipasi-masyarakat-dalam.html
(29 Desember 2011)
____________.(2009).Manajemen
Humas Di Sekolah [online]. Tersedia: http://alone-education.blogspot.com/2009/07/manajemen-humas-di-sekolah.html (29
Desember 2011)
https://goenable.wordpress.com/2013/12/21/contoh-proposal-penelitian/